Kamis 14 Aug 2025 11:01 WIB

Senyum yang Merekah di Lantai 12, Afifah Nuroktania Karyawati Disabilitas Pertama di PTPN I

PTPN I percaya keberagaman adalah kekuatan. Kehadiran teman disabilitas akan membawa perspektif baru dan semangat yang positif, memperkaya budaya kerja, serta mendorong inovasi.

Rep: MASPRIL ARIES/ Red: Partner
.
Foto: network /MASPRIL ARIES
.

Afifah Nuroktania Karyawati<a href= Disabilitas PTPN I. (FOTO: Dok. PTPN I)" />
Afifah Nuroktania Karyawati Disabilitas PTPN I. (FOTO: Dok. PTPN I)

KINGDOMSRIWIJAYA – Hari masih pagi, pagi masih begitu muda di jantung Jakarta. Jam di layar telepon seluler (ponsel) menunjukkan angka 07.25 WIB. Senin pagi, 4 Agustus 2025 menjadi hari pertama Afifah Nuroktania Irsani, 25 tahun masuk kerja sebagai karyawati sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perkebunan yang berkantor di Gedung Agro Plaza, Jakarta Selatan.

Di lobi gedung terlihat sibuk, ada banyak karyawan yang berkantor di gedung yang terletak di Jalan HR Rasuna Said, bergegas memulai pekan di awal Agusus. Di antara derap langkah dan percakapan yang riuh, ada ketenangan yang terpancar dari seorang perempuan yang dengan sabar menanti giliran di depan lift.

Dari kursi rodanya, ia memandang menanti pintu lift terbuka. Orang-orang di sekelilingnya seolah mengerti, memberinya ruang sosial yang lega tanpa diminta. Afifah membalasnya dengan sebuah senyum simpatik—senjata andalannya untuk mencairkan suasana di lingkungan yang sama sekali baru baginya. Hari ini bukan hari biasa. Hari ini adalah babak baru dalam hidupnya, hari pertama ia menjejakkan kaki sebagai karyawan PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I).

Pintu lift berdenting, membawanya naik menuju lantai 12. Di sana, sebuah identitas baru dan ladang pembuktian kompetensi telah menantinya. Kekhawatiran yang mungkin sempat singgah di benaknya sirna seketika. Begitu keluar dari lift, beberapa wajah ramah langsung menyambut, mengulurkan tangan untuk berkenalan, dan dengan hangat mengantarnya ke Divisi Kesekretariatan—rumah barunya. Afifah Nuroktania Irsani lulusan Diploma Empat (D4) menjadi karyawati disabiltas pertama di BUMN tersebut.


Teddy Yunirman Danas Direktur Utama PTPN I. (FOTO: Dok. PTPN I)
Teddy Yunirman Danas Direktur Utama PTPN I. (FOTO: Dok. PTPN I)

Di ruang divisi yang menjadi pusat administrasi dan logistik perusahaan itu, Afifah merasakan optimisme yang menular. Momen paling mendebarkan tiba saat briefing pagi. Kepala Divisi Sekretariat, Aris Handoyo, dengan sengaja memberinya kesempatan kepadanya memperkenalkan diri. Seluruh mata tertuju padanya, bukan dengan tatapan kasihan, melainkan dengan sorot penuh penerimaan.

Dengan suara mantap, gadis berhijab itu membuka perkenalannya. “Terima kasih atas penerimaan dan sambutan hangat rekan-rekan semua”, katanya. “Ini menjadi lembaran baru dalam hidup saya. Bapak dan Ibu telah menerima saya dengan begitu baik. Saya akan berupaya maksimal untuk menjadi bagian dari tim yang kuat di PTPN I”.

Satu ruangan hening sejenak, lalu tepuk tangan terdengar. Kalimat sederhana itu bukan sekadar perkenalan, melainkan sebuah penegasan. Hari itu, Afifah menjadi simbol hidup dari komitmen PTPN I dalam menciptakan dunia kerja yang setara dan inklusif. Ia adalah satu dari belasan talenta disabilitas yang berhasil lolos melalui program Rekrutmen Bersama BUMN 2025, sebuah langkah nyata perusahaan untuk merangkul semua putra-putri terbaik bangsa tanpa terkecuali.

Kisah Afifah bukanlah anomali, melainkan bagian dari sebuah visi besar. Direktur Utama PTPN I, Teddy Yunirman Danas, melihat kehadiran Afifah dan rekan-rekan disabilitas lainnya sebagai sebuah kekuatan.

“Kami sangat senang menyambut para talenta terbaik yang telah melalui seleksi ketat”, ujar Teddy. “PTPN I percaya bahwa keberagaman adalah kekuatan. Kehadiran teman-teman disabilitas akan membawa perspektif baru dan semangat yang positif, memperkaya budaya kerja kami, serta mendorong inovasi”.


Kantor PTPN I di Jakarta. (FOTO: Dok,PTPN I)
Kantor PTPN I di Jakarta. (FOTO: Dok,PTPN I)

Menurut Teddy, “Kami akan memastikan semua karyawan, termasuk yang disabilitas, mendapatkan dukungan penuh, fasilitas yang memadai, dan kesempatan yang sama untuk berkembang. Kami ingin setiap individu merasa dihargai dan mampu berkontribusi secara maksimal”, katanya.

Komitmen ini diperkuat oleh Sekretaris Perusahaan PTPN I, Aris Handoyo. Menurutnya, proses rekrutmen ini jauh dari sekadar pemenuhan kuota. “Inisiatif ini sejalan dengan arahan Kementerian BUMN untuk mewujudkan BUMN yang inklusif. Kami melihat kemampuan, bukan keterbatasan. Kami yakin para karyawan disabilitas ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan perusahaan”, ujar Aris.

Bagi Afifah, kesempatan ini adalah pemicu semanga untuk mimpinya. Ia merasa begitu bersyukur dan bangga bisa menjadi bagian dari perubahan ini.

“Sejak awal proses seleksi hingga penempatan, PTPN I telah menunjukkan dukungan yang luar biasa. Lingkungan kerja di sini sangat suportif, dan saya merasa diterima dengan tangan terbuka oleh rekan-rekan dan atasan”, ungkap Afifah dengan suara bergetar.

Bagi Afifah apa yang kini ia rasakan adalah bukti nyata bahwa disabilitas bukanlah penghalang untuk berkarya dan berprestasi. “Saya berharap, langkah PTPN I ini bisa menjadi inspirasi bagi perusahaan lain untuk membuka pintu selebar-lebarnya bagi penyandang disabilitas”, ujarnya menyiratkan nada harapan.

Di PTPN I, Afifah tidak hanya menemukan pekerjaan. Ia menemukan sebuah panggung di mana kemampuannya bisa bersinar terang, membuktikan kepada dunia bahwa di balik setiap “keistimewaan” yang diberikan Tuhan, tersimpan potensi tak terbatas yang siap memberi kontribusi terbaiknya. Pagi itu, di lantai 12 Gedung Agro Plaza, sebuah senyum telah merekah, menandai dimulainya perjalanan hebat yang akan meretas segala batas. (andi/ maspril aries)

sumber : https://kingdomsriwijaya.id/posts/698599/senyum-yang-merekah-di-lantai-12-afifah-nuroktania-karyawati-disabilitas-pertama-di-ptpn-i
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement