REPUBLIKA.CO.ID, Oleh : Imam Nur Aziz, Presiden Asosiasi Nazhir Indonesia dan Jaharuddin, Ekonom Universitas Muhammadiyah Jakarta
Karakteristik ini memberikan wakaf daya tahan antargenerasi, menjadikannya instrumen ideal untuk membiayai sektor-sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, pemberdayaan ekonomi, hingga pelestarian lingkungan.
Dalam era pembangunan berkelanjutan, di mana pertumbuhan ekonomi harus selaras dengan keberlanjutan sosial dan ekologis, wakaf menawarkan kerangka pendanaan yang etis, stabil, dan berorientasi jangka panjang. Wakaf tidak hanya menyasar hasil ekonomi, tetapi juga memperkuat modal sosial dan spiritual masyarakat. Ini adalah dua aspek yang sering terabaikan dalam model pembangunan konvensional.
Berdasarkan data Badan Wakaf Indonesia (BWI) per 30 Juni 2025, total penghimpunan wakaf uang nasional mencapai Rp 3,031 triliun. Pencapaian ini meningkat 0,8% dibandingkan akhir tahun sebelumnya, meskipun masih menghadapi tantangan berupa penurunan wakaf uang yang dikelola oleh Lembaga Kenaziran BWI.
-
Revitalisasi Sekolah dan Kesehatan Mental Siswa
-
-
Jumat , 26 Sep 2025, 19:32 WIB
Pidato Prabowo di PBB: Antara Mimpi dan Realitas Palestina
-
Jumat , 26 Sep 2025, 17:31 WIB
Bonus Demografi Menyongsong Indonesia Emas 2025
-
Jumat , 26 Sep 2025, 16:48 WIB
Tony Blair Plan, Israel Masuk Perangkap Beruang
-
Jumat , 26 Sep 2025, 11:03 WIB
Keadilan di Meja Makan: Mengapa Negara Tak Boleh Lari dari Tanggung Jawab?
-