Rabu 24 Sep 2025 09:20 WIB

Hingga Agustus 2025, Kemenkeu Catat Penerimaan Bea Cukai Rp194,9 Triliun

Pertumbuhan ditopang kenaikan harga CPO dan kebijakan ekspor tembaga.

Kementerian Keuangan melaporkan realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga Agustus 2025 mencapai Rp194,9 triliun. (ilustrasi)
Foto: Bea Cukai
Kementerian Keuangan melaporkan realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga Agustus 2025 mencapai Rp194,9 triliun. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan melaporkan realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga Agustus 2025 mencapai Rp194,9 triliun. Angka itu tumbuh 6,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp183,2 triliun.

Realisasi ini setara 64,6 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang ditetapkan Rp310,4 triliun. “Sudah di atas rata-rata itu kenaikan dari penerimaan bea cukai,” kata Anggito Abimanyu yang Senin (22/9/2025) lalu masih berbicara dalam kapasitasnya sebagai Wakil Menteri Keuangan, di konferensi pers APBN KiTa di Jakarta.

Baca Juga

Anggito merinci, penerimaan cukai mencapai Rp144 triliun atau tumbuh 4,1 persen year-on-year (yoy). Namun, produksi hasil tembakau (CHT) tercatat turun 1,9 persen. Sementara itu, penerimaan bea keluar mencapai Rp18,7 triliun, melonjak 71,7 persen yoy. Lonjakan ini dipicu kenaikan harga crude palm oil (CPO) dan kebijakan ekspor konsentrat tembaga.

Adapun bea masuk tercatat Rp 32,2 triliun, terkontraksi 5,1 persen yoy akibat kebijakan perdagangan di sektor pangan serta pemanfaatan Free Trade Agreement (FTA).

Kemenkeu mencatat, rata-rata penerimaan bulanan sepanjang 2025 lebih tinggi dibandingkan rata-rata dua tahun terakhir. Hingga Agustus 2025, pertumbuhan penerimaan bulanan berlangsung positif dan konsisten.

“Secara umum, penerimaan kepabeanan dan cukai mampu tumbuh didorong peningkatan aktivitas impor barang modal dan investasi serta menjaga produksi cukai hasil tembakau,” jelas Anggito.

Kondisi tersebut didukung stabilnya dinamika perdagangan global serta harga CPO yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, ditambah adanya relaksasi ekspor tembaga. Selain itu, impor masih mencatatkan pertumbuhan, terutama pada barang modal, yang ikut menopang penerimaan.

Dari sisi cukai, permintaan atas CHT relatif terkendali meskipun terjadi fenomena pergeseran konsumsi dari sigaret kretek mesin (SKM) ke sigaret kretek tangan (SKT). Pada saat yang sama, pengawasan kepabeanan dan cukai terus diperkuat, termasuk audit dan penelitian ulang yang semakin ketat, sehingga memberikan kontribusi pada penerimaan negara.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement