REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat terapi baru bagi anak-anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD) resmi dibuka pada Selasa (30/9/2025) di Rumah Sakit Severance, Seoul, Korea Selatan. Pusat ini diberi nama Min Yoon-gi Treatment Center, merujuk pada nama asli Suga BTS, yang mendanai pembangunan dengan donasi sebesar 5 miliar won (Rp59 miliar) pada Juni 2025.
Dilansir laman The Korea Times, fasilitas tersebut dilengkapi ruang terapi bahasa dan perilaku, serta ruang khusus kelompok dengan sistem akustik dan peredam suara untuk terapi sosial berbasis musik. Area tunggu keluarga juga dibuat nyaman, dengan menampilkan karya seni dari seniman autis Lee Gyu-jae.
Kontribusi Suga tidak hanya berupa dana. Sejak akhir tahun lalu hingga awal tahun ini, ia turun langsung sebagai relawan bersama psikiater anak Prof Cheon Keun-ah. Suga memainkan gitar dan berinteraksi dengan anak-anak autis, pengalaman yang kemudian melahirkan program MIND (Music, Interaction, Network, Diversity).
Program ini merupakan terapi sosial berbasis musik pertama di dunia yang dikembangkan dalam sistem rumah sakit universitas. Karena menggunakan komunikasi nonverbal, MIND dinilai sangat efektif bagi anak-anak dengan kemampuan kognitif rendah atau respons verbal terbatas. Mereka diajak memilih instrumen sendiri, mengekspresikan preferensi, belajar menunggu giliran saat bermain dalam kelompok, hingga merasakan interaksi sosial nyata. Efektivitas terapi musik ini juga didukung penelitian internasional yang menunjukkan peningkatan ekspresi diri dan keterlibatan sosial pada anak dengan autisme.
Pusat terapi ini dikelola tim multidisiplin yang terdiri atas psikiater anak, terapis musik, terapis wicara, spesialis perilaku, hingga psikolog klinis. Metode yang dipakai bersifat kolaboratif berbasis kasus untuk memberikan perawatan individual. Hasilnya terlihat nyata. Saat sesi relawan bersama Suga, dua anak yang sebelumnya pasif dalam terapi wicara mulai aktif memilih instrumen dan bermain ritme bersama. Seorang anak lain yang sebelumnya nonverbal dan menarik diri juga menunjukkan respons positif ketika dipuji saat tampil bersama teman-temannya memainkan saksofon.
Prof Cheon, yang memimpin pusat ini, menyebut integrasi musik, bahasa, perilaku, dan keterampilan sosial sebagai model terapi pertama di dunia. Ke depan, pusat ini berencana memperluas program ke bidang seni lain, olahraga, hingga aktivitas kreatif, sekaligus melatih terapis khusus dan menerbitkan manual program.
Selain itu, kerja sama dengan lembaga perawatan autisme luar negeri serta kolaborasi akademis juga tengah dipersiapkan untuk memperkenalkan model ini ke tingkat global. “Di Min Yoon-gi Treatment Center, kami tidak hanya mengajarkan musik sebagai terapi, tetapi juga mengajarkan interaksi sosial, kami berharap, ketika masyarakat melihat anak-anak ini berjuang untuk mandiri, persepsi terhadap disabilitas dapat berubah secara signifikan.” ujar Prof Cheon.
View this post on Instagram