Jumat 05 Jul 2019 10:07 WIB

PT Telkom Raih Sertifikat Global IoT

Selama ini para pengembang menggunakan platform dari luar negeri.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
kiri: Dongho Kim, PhD (Director ICT Convergence Dept. of TTA Korea), kanan: Ibnu Alinursafa, Mgr IoT Platform Development MDD Telkom.
Foto: Foto: Istimewa
kiri: Dongho Kim, PhD (Director ICT Convergence Dept. of TTA Korea), kanan: Ibnu Alinursafa, Mgr IoT Platform Development MDD Telkom.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Telkom Tbk melalui unit Media & Digital Departement (MDD) berhasil memperoleh sertifikasi global untuk platform Internet of Things (IoT) miliknya, Antares, dari OneM2M pada 18 Juni 2019 lalu. 

Sertifikasi diberikan pada acara OneM2M ceremony award oleh Dongho KIM, Ph.D selaku direktur ICT Convergence Departement mewakili TTA Korea. OneM2M sendiri, beranggotakan 8 badan standar teknologi informasi komunikasi dengan 200 anggota dari seluruh dunia. 

Menurut  Manager IoT Platform Developement PT Telkom Ibnu Alinursafa, saat ini Antares diberikan secara gratis kepada usaha rintisan digital (startup), pengembang program (developer), hingga akademisi dengan batasan transaksi harian 10 ribh hits API. 

Ibnu mengatakan, Antares/IOT application & tech platform as your reliable solutions adalah jawaban dari kebutuhan akan solusi platform horizontal IoT yang dapat menyesuaikan dengan arsitektur yang digunakan pengguna.Juga, memenuhi regulasi yang telah ditetapkan Kementerian Komunikasi Informatika terkait penyimpanan data di Indonesia

"Selama ini, para pengembang menggunakan platform dari luar negeri, baik yang cuma-cuma maupun berbayar," ujar Ibnu dalam siaran persnya, Jumat (5/7).

Misalnya, menurut Ibnu, dari ThingSpeak dan Ubidots. Namun, hal ini tak sesuai dengan PP No 82 Kemenkominfo yang mensyaratkan data pengembang harus disimpan di dalam negeri

PT Telkom juga, kata dia, mencanangkan misi sosial dalam pemberian platform ini karena industri digital Indonesia baru saja berkembang. Jika sudah dibebani dengan banyak biaya di awal, justru menyulitkan untuk maju secara keseluruhan.

Pihaknya juga, tak menutup diri pada startup dan developer luar untuk menggunakan Antares. Berdasarkan data registrasi yang ada, sejak dirilis, sudah ada pengembang dari  beberapa negara sperti Jerman, Taiwan, China, dan Malaysia.

Antares, kata dia, selain sudah berstandar global dan sesuai regulasi, juga sangat bisa diandalkan. Sebab, platform ini  telah dikembangkan secara inhouse dan melalui proses pengujian yang ketat sejak tahun 2016 lalu oleh dirinya dan tujuh anggota timnya serta mulai disertifikasi selama 6 bulan sejak awal tahun ini. 

Dikatakan Ibnu, mereka yang mengambil gratis platform PT Telkom, tak ada kewajiban menjual layanannya kepada Telkom. Bahkan, mereka bisa bebas mengembangkan dan menjual sendiri. 

"Tapi kalau mau dijual, dikolaborasikan dengan kami pun bisa melalui program startup, Indigo, ataupun di luar program Indigo," katanya. 

MDD berharap, kata dia, Antares bisa menjadi jembatan antara dalam solusi IoT yang mendukung berbagai macam konektifitas bisnis IoT yang berdasar pada infrastruktur yang sudah dipasang PT Telkom dalam skala nasional seperti narrow band IoT, Low-Power Wide-Area Network LoRa, dan infrastruktur lainnya. 

Antares, mendukung berbagai macam protokol yang umum digunakan untuk solusi IoT seperti MQTT, HTTP, websocket, dan CoAP disamping format data JSON dan XML. Selain itu, untuk memudahkan pengembang perangkat lunak dan keras disediakan pula library untuk Android dan microcontroller berbasia Arduiono.

Dalam sebulan ke depan, kata Ibnu, pihaknya juga akan mensosialisasikan Antares kepada para pengembang pada 12 Digital Lounge (DiLO) PT Telkom yang tersebar di seluruh Indonesia. Contohnya di Bandung, Yogya, Makassar, Jakarta, Bogor, Padang, Balikpapan, Malang, hingga Banda Aceh. 

"Selain untuk bisnis, Platform IoT Antares juga mendukung dunia pendidikan yang ada di Indonesia," katanya. 

Dengan sertifikasi OneM2M ini, kata dia, instansi pendidikan tidak perlu ragu lagi memperkenalkan berbagai keperluan edukasi siswanya. Para mahasiswa, peneliti, dan dosen yang tertarik IoT dapat menggunakan Antares sebagai sarana untuk memperdalam pemahaman secara cuma-cuma. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement