REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO--Dunia maya tidak mengenal batas dan tidak bisa ditekan. Itulah yang terjadi pada krisis politik di Mesir. Saat demonstrasi antipemerintah mencapai puncaknya, didorong oleh pesan politik dari Twitter dan Facebook, maka Mesir pun memutus jaringan internet mereka.
Tapi bukan internet namanya kalau tidak bisa berinovasi. Beberapa teknisi dari Google yang ikut prihatin atas perjuangan rakyat Mesir pun merancang jalur tikus teknologi agar rakyat Mesir bisa tetap memanfaatkan Twitter untuk berjuang.
"Seperti banyak orang, kami memperhatikan betul berita dari Mesir, dan berpikir bantuan apa yang bisa kami berikan ke rakyat Mesir," kata seorang teknisi tersebut, seperti dikutip Guardian, Ahad (6/2).
Hingga sepekan setelah krisis Mesir mencuat, para teknisi ini akhirnya punya ide cemerlang, nge-Tweet lewat telepon. Mereka memanfaatkan betul situasi teknologi informasi di Mesir. Di satu pihak, akses internet ditutup rapat. Namun di lain pihak, ada jalur telepon rumah yang bisa dimanfaatkan.
Teknisi Google lantas membentuk tim kecil dengan teknisi Twitter dan SayNow untuk membangun sistemnya. Mereka menyediakan tiga saluran telepon internasional yang bisa digunakan warga Mesir yang ingin menyampaikan situasi terkini mereka. Pesan warga Mesir itu muncul di laman www.twitter.com/speak2tweet.
Rencana mereka berhasil. Ribuan kicauan warga Mesir kembali mengudara. Memberikan kabar terkini dari situasi demonstran di Lapangan Tahrir, maupun Kota Aleksandria. Pemerintah Mesir tidak bisa berbuat banyak, karena bila mereka harus menutup jalur telepon rumah, maka risikonya sangat tinggi.