Rabu 09 Mar 2011 19:24 WIB

Cloud Computing, Akan Mendorong Zakat sebagai Satu Gaya Hidup?

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Era cloud computing mulai merambah Indonesia. Rupanya, tak hanya korporasi besar yang membutuhkan layanan ini. Namun, lembaga sosial nirlaba sebagai Badan Amil Zakat dan Sedekah (Bazis) atau Lembaga Amil Zakat dan Sedekah (Lazis). membutuhkan dukungan Cloud Computing untuk lebih mengoptimalkan penghimpunan zakat maupun pengelolaan zakat yang telah dihimpun.

Lembaga nirlaba seperti Bazis dan Lazis, rupanya menjadi salah satu segmen yang akan digaet Lintasarta. Pertimbangannya, dengan Cloud Computing, mengelola zakat semakin mudah, murah, transparan dan akuntabel. Di Indonesia sendiri banyak Bazis atau Lazis yang membutuhkan dukungan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja mereka.

Implementasi Cloud Computing, kata Direktur Utama Lintasarta, Samsriyono Nugroho, menjadikan  pengelolaan zakat dapat dilakukan dengan cepat, mudah, akurat dan transparan. Pendekatan yang sama  dapat mempermudah masyarakat dalam mennyalurkan dana zakat mereka dan menjadikan berzakat tidak hanya menjadi kewajiban namun  sebagai gaya hidup.

Sekadar mengingatkan bahwa Cloud Computing dapat didefinisikan sebagai sebuah mekanisme yang memungkinkan kita untuk "menyewa" sumber daya teknologi informasi (software, processing power, storage dan perangkat terkait lain )  dan memanfaatkanya sesuai kebutuhan. Selanjutnya, pengguna tinggal membayar apa yang digunakan. Dengan konsep ini, maka semakin banyak orang yang bisa memiliki akses dan memanfaatkan sumber daya tersebut tanpa harus mengeluarkan cost yang besar.

Untuk pengelolaan zakat, Lintasarta menjalin kerjasama dengan Citra Niaga Teknologi. Lintasarta menyediakan infrastruktur, citra niaga menyediakan aplikasi. Sinergi keduanya menawarkan solusi cloud computing yang dirancang khusus untuk manajemen zakat.

Lazis yang menggunakan layanan ini, cukup menyediakan desktop atau notebook saja. sistem Data Center,  infrastruktur jaringan, DRC sistem dan aplikasi core zakat. Dengan layanan ini Lazis bisa melakukan melakukan transaksi secara online untuk penghimpunan zakat, kapanpun, dimanapun.Kemudahan ini diharapkan mampu meningkatkan zakat, baik yang berasal dari perorangan atau lembaga

Tak berhenti pada sistem penghimpunan dana, layanan ini juga menyediakan sistem pelaporan kepada pihak yang berzakat, sekaligus menyampaikan up date mengenai penyaluran zakat. Metode yang mengedepankan transparansi ini, tentu saja akan mampu meningkatkan kredibilitas Lazis di satu sisi, dan disisi lain mampu meningkatkan kepercayaan publik bahwa zakat yang diserahkan telah disalurkan kepada yang berhak sesuai syariah Islam.

Model penghimpunan zakat menggunakan Cloud Computing telah diperkenalkan Lintasarta ke kalangan Lazis, belum lama ini.  ''Cloud computing akan menjadi tren tahun 2011,'' kata Samsriyono. Banyak lembaga bisnis, pemerintahan bahkan lembaga nirlaba, akan memanfaatkan solusi ini untuk meningkatkan kinerja mereka.

Lintasarta tercatat sebagai salah satu penyedia bisnis Cloud Computing. Untuk implementasi layanan ini, Lintasarta antara lain menggandeng Cisco, NetApp dan VMware. Tiga vendor teknologi informasi berskala global ini, akan menyediakan arsitektur terintegrasi yang memungkinkan Lintasarta untuk menawarkan fitur shared IT  infrastructure dan multitenancy yang aman, serta pengoptimalan penghantaran aplikasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement