REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Berbasis di Singapura, sebuah aplikasi perjodohan asal India Woo muncul di dunia maya. Meski dibuat di Singapura, sang founder sekaligus CEO mobile application Woo Sumesh Menon membuatnya khusus untuk penduduk India. Sumesh melihat tingginya mobilitas para pekerja mapan di India membuat mereka sulit mendapatkan jodoh. Belum lagi perihal kecocokan yang kadang menjadi satu permasalahan dalam sebuah hubungan.
Woo hadir bagi pengguna Android dan iOS untuk warga India sejak Januari 2014 lalu. Selama setahun, aplikasi matcmaking tersukses di negeri Bollywood tersebut sudah memiliki member 1,7 juta orang di dalam aplikasinya. Berkat keberadaannya pula sekitar 20 ribu pasangan yang bertemu di Woo melangsungkan pernikahan. Wartawan Republika.co.id Nora Azizah baru-baru ini melakukan wawancara dengan Sumesh Menon.
Apa latar belakang anda membuat Start Up Woo ini di India?
Saya melihat pergerakan dan perpindahan segmen penduduk India yang mengarah ke posisi menengah ke atas. Banyak eksekutif muda, baik laki-laki dan perempuan, sudah bekerja dan berpenghasilan tinggi. Namun ketika mereka menjajaki tahap meniti karir, ruang lingkup mereka dalam pergaulan semakin sempit. Tidak seperti saat duduk di bangku sekolah atau kuliah, pergaulan cukup luas dan cenderung bebas. Ketika sudah menjadi pekerja dan fokus berkarir, seseorang menghabiskan hidupnya untuk bekerja. Mereka tidak lagi memiliki banyak waktu untuk menjalin sebuah hubungan serius dan mengarah ke masa depan. Woo saya ciptakan bagi masyarakat India yang berada dalam situasi demikian.
Apakah ini hanya sekedar aplikasi matchmaking pada umumnya atau bagaimana?
Ini memang hanya sebuah aplikasi tapi lebih elegan. User tidak hanya bisa bertemu dengan orang baru tetapi juga dapat fokus menjalin hubungan. Aplikasi perjodohan yang kini marak dimainkan mungkin hanya just for fun. Tapi Woo lebih dari sekedar fun. Kami membuat member bisa mengenal lebih dalam kepribadian hingga personal data dari teman dating di aplikasi.