Selasa 10 Nov 2015 15:39 WIB

Proyek Balon Google di Indonesia Masih Diperdebatkan

Rep: C13/ Red: Winda Destiana Putri
Google
Google

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerapan proyek balon Google masih diperdebatkan di Indonesia. Sebagian pihak menilai Indonesia belum bisa menerapkan proyek ini untuk menyediakan akses internet di daerah terpencil.

Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat berkunjung ke Amerika Serikat. Pada kunjungannya, Jokowi berkeinginan untuk menyediakan akses internet di wilayah terpencil dengan menggunakan balon Google.

"Presiden memiliki permintaan agar bisa menggunakan Google loon atau balon Google,” ujar Perekeyasa Muda BPPT, Aris Suwarjono dalam Seminar Networking Security Operation, Tantangan Kini dan Masa Depan serta Solusinya" di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) II, Jakarta, Senin (9/11).

Menurut Aris, masih banyak pihak yang memperdebatkan balon Google untuk diterapkan di Indonesia. Salah satunya berkenaan belum tersedianya balon ini di Indonesia. Jadi, untuk saat ini belum bisa menggunakan balon Google.

Sementara itu, Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) BPPT, Michael Andreas Purwoadi mengaku terbuka saja mengenai peneraban balon google di Indonesia. Hal yang terpenting adalah masalah keamanannya saja.

Dia juga menilai penggunaanya  jangan sampai dijadikan bahan operasional. Pemakaiannya cukup sebagai bahan ujicoba. 

"Jangan sampai pas Ujian Nasional (UN) mengunakan balon google! Karena sistem ini kan masih ujicoba juga oleh google," kata Michael. Sistem ini sebaiknya tidak digunakan pada aplikasi yang kritis terlebih dahulu.

Michael mengaku belum tahu konsep detil dari balon Google mengingat masih ujicoba. Karena itu, ia masih meragukan keamanannya. Hal ini karena keamanan merupakan hal terpenting dalam penggunaan jaringan pada saat ini.

Untuk sejauh ini, Michael mengungkapkan baru sedikit negara yang sudah memakai balon Google. Negara-negara itu, yakni Australia dan Selandia Baru.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement