REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Uber Cina diakuisisi oleh rivalnya, Didi Chuxing, Senin (1/8). Lemahnya performa perusahaan aplikasi pemesanan kendaraan itu membuatnya harus menyerah di pasar Cina meski telah didukung Baidu sebagai investor.
Dikutip dari BBC, Uber Cina diluncurkan pada 2014 namun gagal membawa keuntungan hingga sejauh ini. Pada Februari, perusahaan mengakui kerugian hingga lebih dari satu miliar dolar AS per tahun dalam skema tarif subsidi dan diskon.
Uber dan Didi telah bersaing cukup ketat, namun Didi mendominasi pasar Cina hingga 87 persen. Pendiri dan CEO Didi Chuxing, Cheng Wei mengatakan kedua perusahaan telah mempelajari kesepakatan yang baik dari satu sama lain dalam dua tahun belakangan.
Ia menambahkan kesepakatan ni akan membuat industri transportasi mobile jadi lebih sehat, berkelanjutan dan terus berkembang ke tingkat yang lebih tinggi. Sebagai bagian dari kesepakatan, Cheng akan bergabung dalam kepengurusan Uber.
CEO Uber Travis Kalanick juga akan bergabung dalam kepengurusan Didi. Didi Chuxing selama ini telah didukung oleh raksasa internet Tencent dan Alibaba. Didi juga telah berinvestasi di perusahaan rival Uber, Lyft.