REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Massachusetts Information Technology (MIT) Urban Risk Lab dan Pasific Disaster Center (PDC) meluncurkan PetaBencana.id. Platform ini untuk memantau bencana banjir secara real time di suatu daerah.
Co-director PetaBencana.id dan Peneliti MIT Urban Risk Lab, Etienne Turpin menceritakan, platform ini berawal dari kerja sama dengan BPBD DKI Jakarta dengan mengumpulkan kicauan pengguna Twitter tentang bencana banjir. Pengguna Twitter pada September 2016 mencapai lebih dari 50 juta di Indonesia.
Riset ini bermula saat dirinya datang ke Jakarta 2013 lalu. Saat itu ia melewati Jalan Jatinegara yang tengah tergenang banjir. Ia melihat banyak masyarakat yang selfie di tengah bencana banjir. "Mereka selfie kemudian membagikan ke sosial media, salah satunya Twitter. Ternyata, selfie bisa menyelamatkan hidup mereka, dari laporan sosial media berikut informasi ketinggian genangannya," kata Turpin di Graha BNPB Jakarta, Rabu (1/2).
Baca juga: BNPB dan MIT Luncurkan Platform PetaBencana.id
Ia menyebut terdapat 75 pengguna sosial media di seluruh Indonesia. Sekitar 66 juta merupakan pengguna sosial media di Jabodetabek. Kemudian, ia bersama tim melakukan riset dengan mengumpulkan pengguna Twitter yang menggunakan hastag #banjir. Sementara itu, tercatat sebanyak 50 juta pengguna sosial media lainnya berada di Bandung. Pun mereka melakukan hal serupa dalam menginformasikan kondisi banjir lewat kicauan di media sosial.
PetaBanjir.id bukan aplikasi yang mengharuskan masyarakat menginstalnya di ponsel pintarnya. Platform ini bisa diakses melalui browser dengan url PetaBencana.id. Kemudian, user tinggal memilih daerah yang ingin dilihat, Jakarta, Bandung atau Surabaya. Interface kemudian akan memperbesar peta di daerah yang dipilih.
User dapat memantau tinggi muka air yang telah diintegrasikan dengan Pusdalops setempat. Pada tombol Menu terdapat sejumlah tombol salah satunya Laporan. Halaman itu akan menampilkan petunjuk teknis bagaimana melaporkan kondisi bencana banjir atau mengirim video. "Ini tak hanya bermanfaat bagi warga, tapi mudahkan masyarakat mengkomunikasikan wilayah mana yang tergenang. Tak perlu buka banyak channel untuk mengakses informasi," tutur Turpin.
Ia meyakini, platform PetaBencana.id dapat mempermudah komunikasi antara warga dengan warga, warga dengan pemerintah, pemerintah dengan pemerintah. Ia menyebut platform ini menuntut gotong royong sesama masyarakat untuk membantu melaporkan kondisi bencana di daerahnya. "Butuh keaktifan warga untuk gotong royong dalam membagikan informasi. Kami ingin memfasilitasi budaya gotong royong warga. Platform ini bisa diakses secara terbuka oleh warga dan pemerintah," jelasnya.