REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pengguna platform media sosial Wechat yang dikembangkan perusahaan raksasa internet Cina Tencent telah menembus angka satu miliar. CEO Tencent Pony Ma Huateng mengatakan aplikasi pesan instan yang sangat populer itu kini sudah merambah sejumlah negara.
Berbicara kepada pers di sela-sela pertemuan Kongres Rakyat Nasional (NPC) XIII di Beijing, dia mengatakan sedang mengajukan lisensi di sejumlah negara agar bisa digunakan untuk transaksi pembayaran. "Malaysia telah memberikan lisensi sebagai aplikasi pembayaran pihak ketiga kepada Wechat," kata Ma yang juga delegasi NPC itu sebagaimana dikutip People's Daily, Sabtu (10/3).
Pemilik akun Wechat yang terdaftar mengalami peningkatan 15,8 persen per tahun. Sebanyak 902 penggunanya mengirimkan pesan hingga 38 miliar kali per hari.
Lonjakan pengguna Wechat itu menandai booming ekonomi digital di daratan Tiongkok tersebut. Bisnis digital di Cina pada 2016 telah mencapai angka 22,58 triliun RMB (Rp 47.418 triliun dengan asumsi 1 RMB = Rp 2.100) atau ranking kedua secara global.
Bisnis digital memberikan kontribusi sekitar 30,3 persen dari total GDP negara berpenduduk terbanyak di dunia itu. Sementara itu, laporan tentang perkembangan internet di Cina dan dunia yang dirilis baru-baru ini juga menyebutkan terdapat lima miliar klik dan pencarian per hari melalui Baidu, mesin pencarian utama di Cina.
Laporan tersebut juga menunjukkan terdapat 175 juta transaksi per hari melalui Alipay, aplikasi pembayaran via telepon seluler yang dikembangkan raksasa e-Commerce Cina Alibaba. Menurut Ma, beberapa perusahaan teknologi dan internet global sedang berupaya memanfaatkan besarnya peluang pasar tersebut di Cina.
Pada saat revolusi teknologi memasuki babak baru, sejumlah perusahaan di Cina harus meningkatkan perannya dari sekadar pengikut berubah menjadi perintis dan kontributor utama teknologi baru serta meningkatkan kemitraan global mereka.