REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Ekonomi Kreatif berupaya mendukung pengembang gim lokal untuk mengikuti perhelatan gim internasional terbesar di dunia, khususnya di kawasan Asia yakni Tokyo Game Show 2018. Ada tujuh pengembang lokal yang diikutkan dalam Tokyo Game Show 2018.
Ketujuh pengembang itu antara lain nantinya, antara lain adalah AGATE, Megaxus, SEMISOFT, Lentera Nusantara Studio, Wisageni, Melon Gaming, dan Studio Namaapa. “Game salah satu aspek yang didukung oleh Bekraf terkait dengan infrastruktur TIK,” ujar Direktur Pengembangan Pasar Luar Negeri Bonifasius Wahyu Pudjianto di Jakarta pada Senin (17/9).
Dengan mengirimkan 7 developer game lokal, Bekraf bertujuan untuk mendukung subsektor games ke mata dunia. Ini adalah tahun kedua Bekraf mengirimkan beberapa developer game lokal ke Tokyo Game Show. Keikutsertaan para developer game lokal di Tokyo Game Show ini merupakan hasil kerja sama Deputi Pemasaran dan Deputi Infrastruktur Bekraf dengan Asosiasi Game Indonesia (AGI).
Pada Tokyo Game Show ini merupakan event yang sifatnya B2B (business-to-business) dan B2C (business-to-consumen). Meskipun begitu Bekraf ingin memfokuskannya kepada B2B agar produk gim Indonesia bisa masuk ke dalam platform dunia.
“Goals utama dari event ini adalah games Indonesia banyak dikonsumsi di luar negeri,” sambung Bonifasius. Meskipun begitu Bekraf tidak menghalangi para developer game lokal untuk melakukan pilihan bisnis seluas-luasnya. Itu artinya Bekraf memberikan ruang gerak bagi developer game lokal untuk berkembang.
Selain itu Bekraf tidak hanya mendukung secara infrastruktur tapi juga menjalin kontak dengan berbagai stakeholder yang terkait di Tokyo Game Show seperti publisher yang nantinya dapat membantu developer game lokal yang berpartisipasi maupun yang developer game lokal di Indonesia untuk mengembangkan produk-produknya. Hal tersebut dilakukan agar game yang diproduksi oleh developer lokal mampu menguasai pasar sebab hingga sekarang game lokal hanya mampu menguasai kurang lebih 1 persen.
Hal itulah yang membuat Bekraf dan AGI memiliki suatu tujuan untuk menaikkan pamor game lokal agar mampu bersaing dengan game mancanegara salah satunya dengan mengikuti Tokyo Game Show 2018 tersebut. Apalagi tantangan terbesarnya adalah masyarakat Indonesia belum mengerti bahwa Indonesia bisa memproduksi game yang tidak kalah bagus dengan game-game mancanegara.
Adapun 7 developer game lokal yang terpilih untuk mengikuti event Tokyo Game Show ini sebelumnya telah melewati masa kurasi terlebih dulu oleh Asosiasi Game Indonesia (AGI). Kuratornya antara lain adalah Adam Ardisasmita, Dwi Frida, dan Cipto Adiguno selaku Dewan Pengurus AGI serta Jan Faris Majd selaku Ketua Harian AGI.
Diseleksi dengan kualifikasi harus sudah berbadan hukum, kepemilikan WNI harus di atas 51 persen, dan kualitas dari konten atau game yang akan dibawakan, maka terpilihlah 7 developer game lokal tersebut untuk maju ke Tokyo Game Show 2018. Bentuk dukungan Bekraf kepada developer game lokal yang terpilih ini antara lain adalah menyewakan lahan, mengkonstruksi booth, melakukan promosi dan publikasi serta translator saat di Tokyo Game Show.
“Developer game lokal ini akan mendapatkan lahan seluas 56 meter persegi di New Asia Star, kami rasa ini tempat yang tepat untuk teman-teman menunjukkan produk-produk mereka,” kata Muhammad Azhar Iskandar Zainal, Kepala Sub Direktorat Manajemen Pelaksanaan TIK.
Di tahun ini pula Bekraf mengusung tema “Archipelageek” yang bermaksud ingin mendeskripsikan Indonesia dengan 17,000 pula yang ada dan dengan berbagai etnis serta kultur, Indonesia memiliki kekayaan keragaman yang bisa dijual ke pasar internasional.
Tokyo Game Show ini nantinya akan digelar pada 20-23 September 2018 mendatang di Makuhari Messe Hall 1-11, Event Hall, International Conference Halls, Prefektur Chiba, Jepang.