Rabu 06 Nov 2019 21:28 WIB

Konten Hiburan di Youtube dan Facebook Jadi Konten Favorit

Mayoritas responden menggunakan perangkat mereka untuk mengakses platform medsos.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Gita Amanda
PT Amartha Mikro Fintek meluncurkan hasil riset bersama Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gajah Mada, bertajuk 'Peran Amartha dalam Meningkatkan Kesejahteraan Perempuan di Pedesaan' di Jakarta, Rabu, (6/11).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
PT Amartha Mikro Fintek meluncurkan hasil riset bersama Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gajah Mada, bertajuk 'Peran Amartha dalam Meningkatkan Kesejahteraan Perempuan di Pedesaan' di Jakarta, Rabu, (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu kendala dari adanya kesenjangan digital antara masyarakat pedesaan dan perkotaan adalah kurangnya adopsi teknologi yang belum merata. Namun, bagi sebagian masyarakat di pedesaan yang telah mampu mengakses internet, konten hiburan Youtube dan Facebook.

“Mayoritas responden menggunakan perangkat mereka untuk mengakses platform media sosial; seperti Facebook dan Youtube. Tujuannya yaitu untuk mengakses hiburan dan komunikasi,” ungkap  Sekretaris Eksekutif CfDS UGM, Dewa Ayu Diah Angendari dalam acara peluncuran hasil riset dengan PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha, di wilayah Jakarta Selatan, Rabu (6/11).

Baca Juga

Saat pengambilan data dari para responden yang berjumlah 88 responden di delapan daerah yang merupakan mitra dari finansial teknologi Amartha, dia menemukan pernyataan menarik dari salah satu responden dari Bandung, Jawa Barat, mengenai konten internet. Responden berkata, biasanya responden memeriksa akun Facebook setelah anak-anaknya tidur di malam hari.

Sementara pada saat siang hari, anaknya mengambil alih telepon untuk menonton video Youtube favoritnya. Selain itu, para responden lainnya juga kerap berkirim status dan komentar pada akun Facebooknya.

“Hanya beberapa atau sebagian kecil, bahkan mungkin tidak bisa diprosentasekan, dari mereka yang memiliki akun Facebook dan Youtube, atau yang bisa akses internet, menggunakan internet atau sosial media untuk promosikan produk mereka. Mayoritas ya untuk hiburan,” jelas dia.

Sebagian kecil responden itu juga lebih memanfaatkan platform perpesanan Whatsapp untuk menawarkan produk mereka kepada teman-temannya. Akan tetapi, menurut dia masih harus ada penelitian lanjutan mengenai alasan mengapa mereka tak menggunakan sosial media mereka untuk berjualan.

“Tapi hipotesis kami, mereka masih belum mengetahui bagaimana layanan sosial media bisa mempromosikan produk mereka. Mereka belum mengerti bahwa ada kesempatan untuk berjualan di Facebook, bahwa Facebook nggak hanya untuk status atau komentar, tapi juga sempat menaikkan pendapatan,” tutur dia.

Dalam hal jaringan internet, 69,7 persen responden dapat mengakses jaringan 4G. Namun, bagi mereka yang tidak mendapatkan jaringan 4G, responden mengklaim jaringan internet yang mereka dapatkan, cukup baik bagi mereka untuk mengakses sosial media dan platform perpesanan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement