REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- PT Samsung Electronics Indonesia berencana tak lagi memproduksi televisi dengan fasilitas web camera atau (webcam). Hal tersebut seiring isu beredar beberapa tahun lalu di mana webcam tersebut bisa dibajak pihak lain untuk mengintip kegiatan pribadi konsumen di rumah.
"Saya tak bilang keberadaan berbagai webcam ini berisiko, namun kami melihat bahwa konsumen melihat kebutuhan fasilitas ini tak efektif, sehingga sudah dinonaktifkan," kata Senior Product Marketing Manager TV dan Audio Visual Samsung Electronics Indonesia, Ubay Bayanudin di Nusa Dua, Selasa (16/5).
Ubay mengatakan Smart TV Samsung yang berbasis webcam sudah tidak diproduksi sejak tahun lalu dan tahun-tahun berikutnya. Pada 2012 lalu, sebuah laporan menyebutkan Smart TV Samsung ditengarai berpotensi dibajak oleh peretas (hacker), sehingga bisa dilacak dan dikendalikan melalui akun yang tersimpan di dalamnya.
Aaron Grattafiori dan Josh Yavor iSEC Partners dalam presentasi di Black Hat Security Conference 2013 lalu mengatakan pengguna secara tak sengaja bisa menyerahkan data Paypal, perbankan, kartu kredit, bahkan informasi pribadi lainnya.
"Jika aplikasi apapun bisa rentan, maka jelas ada kerentanan juga di seluruh TV," kata Grattafiori, dilansir dari Slahsgear.
Samsung Electronics Indonesia tahun ini memperkenalkan inovasi terbaru di industri televisi lewat produk QLED TV. Televisi yang dibanderol dengan Rp 32,99 juta hingga Rp 225,99 juta per unit ini hadir dalam tiga rangkaian seri terbaru, yaitu Q7, Q8, dan Q9 dengan ukuran 55, 65, 75, dan 88 inci.
Samsung QLED TV dilengkapi dengan invisible connection, berupa kabel optik transparan dengan diameter 1,88 milimeter (mm). Panjangnya lima hingga 15 meter, sehingga konsumen dapat meletakkan televisi ini di mana saja yang diinginkan dan membuat ruangan lebih leluasa, juga lebih bebas dari keruwetan kabel-kabel yang kurang sedap dipandang mata.