Kamis 22 Sep 2016 11:30 WIB

Jangan Gunakan Mode Pesawat di Iphone 7!

Rep: MGROL73/ Red: Winda Destiana Putri
Mode Pesawat di Iphone 7 bersifat permanen.
Foto: Engadget
Mode Pesawat di Iphone 7 bersifat permanen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa pengguna iPhone 7 mengatakan, gawai tersebut mengalami masalah setelah dilakukan mode pesawat. Masalah itu memperlihatkan seolah mode pesawat berlaku permanen, yang membuat gawai tak dapat digunakan semestinya.

Setelah menggunakan mode pesawat, yang akan menonaktifkan semua akses konektifitas, beberapa pengguna mengaku tak dapat lagi menggunakan gawainya secara umumnya. Gawai tersebut justru memunculkan No Service. Menurut laporan MacRumors, banyak pengguna yang mengalaminya, dan Apple dikatakan segera membenahinya.

Salah satu cara agar dapat pulih kembali, himbau Apple, adalah menonaktifkan gawai dan mengaktifkannya lagi. Jika hal itu belum juga mampu menyelesaikan masalah, coba copot kartu dan memasukannya lagi.

Pengguna gawai yang menggunakan iPhone 7 itu mengatakan, ketika ingin memulai kembali mengakses konektifitas gawai setelah mode pesawat, justru gawai tersebut mengalami panas berlebih di bagian atas kanan gawai saat digenggam. Hal itu membuat YasserEl-Haggan mengembalikan gawainya ke perusahaan yang berbasis di Cupertino tersebut, dan ia mendapatkan gawai pengganti.

Sebagaimana Phone Arena Kamis (22/9) melaporkan, belum diketahui penyebab masalah itu timbul. Apple berharap hal itu hanya disebabkan masalah sepele yang dapat segera diselesaikan.

Namun jika dibandingkan dengan gawai seri 6s milik Apple, iPhone 7 dikatakan tidak lebih baik. Sebab, 6s merespon lebih cepat akses konektifitas setelah mode pesawat diberlakukan. Berbeda dengan iPhone 7 yang selama satu menit, masih terus berjuang melakukan konektifitas data.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement