Selasa 23 Jan 2018 08:21 WIB

Sembuhkan Kecanduan Ponsel dengan Ubah Layar Jadi Abu

Suasana gelap tersebut membuat aplikasi populer sosial media menjadi kurang menarik.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Winda Destiana Putri
Layar ponsel Abu. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Layar ponsel Abu. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tercatat setiap harinya orang Amerika menyentuh layar ponsel pintar mereka lebih dari 2.600 kali dalam sehari. Bahkan dapat menyentuh 5.400 kali dalam sehari.

Data tersebut hanya sebagian kecil dari data lain yang menunjukkan kecanduan seseorang pada ponsel. Apple kemudian membuat tindakan untuk mengurangi kecanduan iPhone pada anak. Namun ternyata sebuah cara sederhana mampu mengurangi kecanduan ponsel.

Mantan design ethicist Google, Tristan Harris mengatakan bahwa dengan mengatur layar menjadi abu membuat pengguna merasa tidak harus memeriksa gawai mereka. Hal ini karena warna tertentu yang digunakan dalam aplikasi, seperti merah dan biru cerah secara tidak sadar membuat pengguna terus mengecek ponsel mereka.

Harris yang pernah kecanduan ponsel ini mengklaim bahwa dia berhasil mengalahkan kebiasaan tersebut dengan mengganti tampilan iPhone ke warna monokrom. Suasana gelap tersebut membuat aplikasi populer seperti Instagram, Facebook, Snapchat dan sosial media lainnya menjadi kurang menarik.

Dari latar belakangnya di bidang psikologis, dia mengerti mengapa aplikasi tersebut dapat memicu sensasi dan pemikiran seseorang. Harris membuat ponselnya menjadi terlihat minimalis dan membuat inspirasi untuk percobaan di kantor Google, mereka memindahakan permen ke wadah berwarna buram.

Direktur Neurons, Thomas Z. Ramsoy mengatakan bahwa gagasan tersebut dapat berjalan dengan baik dan menambahkan bahwa pengguna perlu mematikan suara ponsel mereka juga. Neurons merupakan perusahaan asal Kopenhagen yang menggunakan teknologi pemindai otak dan pelacakan mata untuk mempelajari aplikasi, update, dan teknologi masa depan.

Dengan tidak melihat warna tampilan lain selain abu-abu dapat menjadi tipuan bagi pengguna untuk meninggalkan ponselnya. Karena warna tertentu dapat membangkitkan emosi. Misalnya warna merah untuk menciptakan kegembiraan, tampilan berani dan awet sehingga digunakan sebagai pemberitahuan. Kuning yang ada di logo Snapchat menunjukkan warna bahagia dan optimis. Sedangkan warna biru sebagai warna paling populer di dunia digunakan oleh banyak media sosial seperti Facebook, Twitter, dan LinkedIn menunjukkan sebagai warna yang bisa dipercaya, andal dan profesional.

Seperti dilansir pada laman Daily Mail, Harris menuturkan bahwa bagaimana daerah industri teknologi, Silicon Valley menghubungkan penggunaan ponsel sebagai sistem penghargaan. "Ponsel seperti mesin judi, dia beroperasi sebagai sistem penghargaan," kata Harris.

"Ketika membuka ponsel, anda seperti bermain mesin judi. Ketika mendapat pesan dari seseorang yang anda cintai itu membuat anda merasa sangat baik, namun ketika membuka ponsel dan tidak ada apa apa disana. Faktanya seperti ketika membuka ponsel ada sesuatu, di waktu lain tidak ada apapun, itulah yang membuat seperti mesin judi,"papar Harris dalam wawancaranya dengan CBS This Morning Show.

"Itu memang tidak buruk, namun apakah anda ingin ponsel anda seperti mesin judi? Kita harus percaya bahwa teknologi merupakan sesuatu yang netral dan selalu menyediakan pilihan bagi kita dalam menggunakan ponsel. Seperti memposting di Facebook, menggunakan Snapchat, atau apapun yang kita lakukan menggunakan ponsel," lanjutnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement