Senin 21 Oct 2013 07:23 WIB

Indonesia Negara yang Paling Banyak Serangan Cyber

Red:
Serangan Cyber Internet
Serangan Cyber Internet

SINGAPURA -- Indonesia berhasil mengambil alih posisi Cina sebagai sumber lalu  lintas serangan cyber nomor satu di dunia. Demikian laporan yang dirilis perusahaan pengawasan internet Akamai.

Temuan terbaru dari firma yang bermarkas di Amerika ini menunjukan jumlah serangan cyber dari Indonesia meningkat sangat pesat.

Lalu lintas internet berbahaya di Indonesia meningkat hampir dua kali lipat sejak awal tahun.

Dari 175 negara yang diteliti oleh Akamai, Indonesia tercatat menguasai 38% dari jumlah lalu lintas terkait peretasan (hacking), angka ini meningkat hampir dua kali lipat dari data di awal tahun ini.

Temuan ini mengejutkan penulis laporan Akamai, David Belson, yang menilai Indonesia secara historis mewakili 1 atau 2 persen dari serangan cyber, tapi belakangan malah meningkat menjadi 38% pada kwartal ini. "Peningkatan serangan cyber di Indonesia ini diluar dugaan dan tidak jelas apakan akan berlanjut menjadi tren yang terus meningkat di masa depan, “ katanya khawatir.

Laporan ini juga  menyatakan rata-rata kecepatan internet di Indonesia telah meningkat 125% dalam pertengahan tahun kedua 2013, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Tapi Belson mengatakan dia tidak  melihat hubungan antara kecepatan  koneksi  internet dengan lalu lintas serangan cyber di Indonesia.

Para peretas menurutnya bisa jadi justru menggerogoti sistem  internet yang rentan di Indonesia.

Mengidentifikasi sumber dari serangan cyber memang sangat sulit dilakukan, mengingat sumber alamat IP bisa jadi dari Indonesia, tapi pelaku peretasan bisa berada ditempat lain.

Direktur Keselamatan Internet, Universitas Canberra, Nigel Phair mengatakan atribusi dari kejahatan internet merupakan salah satu hal yang sangat sulit dijangkau penegak hukum.

"Menemukan dimana pelaku peretasan berada dan siapa yang menggunakan keyboard komputernya itu sangat sulit,”  tegasnya.

"Penjahat internet menggunakan komputer , yang bisa mereka gunakan atas nama wilayah pihak ketiga  untuk menyembunyikan jejak mereka. "

Dengan meningkatnya  koneksi  internet di Asia Pasifik, Phair mengatakan kejahatan cyber tumbuh dan berkembang dengan baik di jaringan internet  yang lebih cepat.

"Kita juga tidak boleh melupakan tempat-tempat lain seperti Kepulauan Pasifik yang saat ini masyarakatnya juga semakin  banyak menggunakan internet,” katanya.

"Tidak ada orang yang mengajari mereka, yang mengingatkan mereka sumber-sumber internet yang baik, bagaimana berinternet yang aman terkait penggunaan anti virus maupun tidak mengakses situs yang mencurigakan.”

Respons Indonesia

Pemerintah Indonesia mengaku mengetahui soal meningkatnya kejahatan internet di dalam negeri. Namun Menteri Informasi dan Komunikasi, Tifatul Sembiring mengatakan temuan Akamai mengenai indonesia tidak menggambarkan secara keseluruhan soal kondisi internet di Indonesia.

"Data ini bisa jadi hanya bersumber pada serangan yang sporadis,” katanya.

"Kadang-kadang, serangan cyber yang berasal dari Indonesia  jumlahnya memang lebih banyak dari Cina, tapi itu  bukan angka rata-rata tahun ini  mengenai jumlah serangan cyber.”

Sembiring  mengatakan pemerintah memprioritaskan isu keamakanan internet dan saat  ini ada tim pengawas yang bersiaga 24 jam bekerjasama dengan Menteri Pertahanan, dan ada juga beberapa badan intelejen dan juga sektor swasta.  Indonesia juga telah meminta bantuan internasional.

Bulan lalu di Tokyo, Indonesia dan 10 negara di ASEAN  lainnya sepakat untuk memperkuat upaya bersama melawan hacker.

"Keamanan internet merupakan isu global, anda bisa terhubung dengan internet  dan anda otomatis terhubung dengan situs global,” kata Sembiring.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement