REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menargetkan sebanyak enam juta rumah tangga di Jabodetabek terkoneksi dengan layanan "internet fiber" optik berkecepatan 100 Mbps dengan teknologi FTTH (fiber to the home) pada tahun 2016.
"Saat ini FTTH Telkom sudah siap melayani enam juta rumah tangga di Jabodetabek dengan layanan IndiHome Fiber yang tengah menjadi primadona," kata Executive General Manager Telkom Divisi Regional II, Prasabri Pesti, kepada Antara, di Jakarta, Rabu.
Menurut Prasabri, wilayah Jabodetabek sebagai pusat perekonomian nasional menjadi salah satu fokus Telkom dalam menyediakan infrastruktur internet broadband.
"Pemasangan infrastruktur dilakukan sesuai standar operasi prosedur (SOP) sehingga menjamin kualitas sambungan hingga ke rumah pelanggan," ujarnya.
Ia menjelaskan, saat ini penetrasi internet broadband di Indonesia masih rendah. Dari total sekitar 60 juta rumah tangga di Indonesia, maka tingkat penetrasi fixed broadband baru mencapai 5 persen atau sekitar tiga juta sambungan.
Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk, maka angka tersebut lebih kecil lagi, yakni baru 1,3 persen atau berada pada ranking 122 di dunia. Ranking tersebut masih jauh dibandingkan negara tetangga seperti Filipina (2,6 persen; ranking 110), Malaysia (8,2 persen; ranking 79) atau Korea Selatan (38 persen; ranking 6).
Namun dengan 13,2 juga homepassed yang sudah dibangun Telkom secara nasional dan target tiga juta sambungan IndiHome yang akan terlayani di 2016, maka ke depan lebih banyak lagi masyarakat yang bisa mendapatkan layanan Internet fiber dengan teknologi FTTH yang dilengkapi dengan IPTV dan telepon rumah, serta fasilitas-fasilitas lainnya.
Prasabri menambahkan, saat ini sekitar 1.000 orang petugas pemasang (setter) yang mengaktifkan layanan IndiHome ke rumah pelanggan, serta para teknisi jaringan yang terlatih yang menggelar fiber optic dari Optical Distribution Point (ODP) hingga ke rumah pelanggan.
"Seluruh petugas sudah melalui seleksi dan dan mendapat sertifikasi. Jadi kami jaga betul kualifikasi petugas, SOP serta pengamanan tentunya," tegas Prasabri.
Meski begitu ujarnya, seringkali petugas Telkom mengalami kesulitan masuk ke kompleks (cluster) perumahan karena tidak mendapat izin dari pengelola perumahan.
"Kita ingin menjaga kualitas penyambungan dan pengamanan proses sesuai prosedur. Namun sering terhambat, padahal cukup banyak penghuni yang sangat berharap bisa menikmati IndiHome Fiber ini," ujarnya.