REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Setelah melakukan serangkaian ujicoba, XL menargetkan pada November mendatang layanan komersial 4G LTE di Jakarta bisa direalisasikan. Sebelum Jakarta, layanan komersial akan dirilis di sejumlah kota terlebih dahulu. Layanan ini menggunakan frekuensi 1800 Mhz.
''Daerah duluan, Jakarta yang belakangan,'' kata Chief Brand & Customer Experience Officer XL, Nicanor V Santiago. Niki, panggilan Nicanor, mengungkapkan bahwa layanan 4G XL telah bisa dinikmati di delapan titik dengan status ujicoba atau komnersial, yakni di Medan, Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Mataram-Lombok.
Niki menjelaskan layanan komersial 4G XL di Surabaya ditargetkan akan dirilis pada September, disusul Denpasar pada Oktober dan November di Jakarta. Layanan komersial ini menggunakan frekuensi 1800 Mhz. Layanan komersial yang sudah dirintis menggunakan frekuensi 900 Mhz.
Untuk menyiapkan layanan komersial di Jakarta, XL menggelar program Extreme HD 360° Video. Program ini dimulai di kawasan Kelapa Gading dan secara bertahap dikembangka ke titik titik lain. ''Kami ingin sebelum 23 Novmber jaringan 4G XL sudah benar-benar siap,'' kata VP Jabodetabek Region, Titus Dondi.
Melalui Extreme HD 360° Video. Titus menyebutnyaa pihaknya sengaja menantang pasar. ''Bisa enggak layanan 4G XL beroperasi secara maksimal di layanan ekstrem. Asumsi kami, kalau layanaan ekstrem bisa, semua layanan pasti akan lebih baik,'' kata Titus.
Untuk mendukung pengembangan 4G di Jabodetabek pihaknya telah memasang BTS 4G di berbagai titik stategis dan memperkuatnya di titik lain. ''Ada sekitar 1.527 BTS 4G. Jumlah ini cukup untuk mengcover seluruh jabodetabek dan menghadirkan layanan 4G yang baik,'' ujar Titus.
Tituspun optimistis dengan layanan 4G di Jabodetabek. Ia menungkapkan sejak dirilis akhir tahun lalu hingga sekarang, tercatat paling tidak ada 400 ribu pelanggan yang telah menggunakan device 4G. ''Ada 200 ribu pelanggan yang telah menukarkan simcard lama ke simcard 4G,'' ujar Titus.
Respon terhadap 4G disebut Titus menggambarkan habit publik yang cepat terhadap teknologi baru. Ia membandingkan dengan 3G yang butuh waktu hampir lima tahun. ''Untuk 4G cukup beberapa bulan ini. Ini menarik,'' kata Titus.