Jumat 24 Jun 2016 20:18 WIB

Indonesia Perlu Angkatan Bersenjata di Dunia Maya

Keamanan siber
Keamanan siber

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dinilai sangat perlu untuk memiliki Badan Cyber Nasional (BCN). Pakar keamanan siber Pratama Persadha mengatakan ndonesia punya banyak data strategis, rahasia dan bahkan masuk kategori rahasia negara yang wajib diamankan untuk menjaga kemajemukan dan keutuhan NKRI.

Dia mengatakan Indonesia tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Singapura misalnya sudah mempunyai "BCN" sejak 2009. Bandingkan juga dengan Amerika, pada masa awal kepemimpinan 2008, Obama langsung membangun kekuatan pertahanan siber, bahkan memiliki akses langsung ke Presiden.

“Kini data (milik Indonesia) mulai terdistribusi dan tersimpan secara digital. Bila tidak mendapat pengamanan yang layak, jelas berbalik menjadi ancaman. Yang masih menyelamatkan kita adalah, belum ada sistem yang integral, sehingga bila ada serangan masif, kerusakan yang dirasakan juga masih pada sektor tertentu,” ujar chairman lembaga riset keamanan cyber CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) ini.

Mengenal Dark Web, Sisi Gelap Dunia Internet

Pratama menambahkan, tugas BCN nantinya jauh lebih besar dari hanya sekedar mengamankan data. Tugas utama BCN adalah menagamankan wilayah siber (cyberspace) Indonesia. BCN ini seolah menjadi angatan bersenjata di dunia maya. Dia mengatakan masyarakat kini sangat bergantung pada internet untuk berkomunikasi, tukar informasi, berbelanja, menggunakan moda transportasi dan banyak lagi. Bla masyarakat tidak mendapatkan penanganan yang layak, bisa terjadi kerugian luar biasa.

“Bila benar rencana perwujudan BCN ini dibatalkan karena minimnya angaran yang ada saat ini, Lembaga Sandi Negara yang akan ditunjuk menjalankan fungsi BCN harus diperluas wewenangnya. Bila perlu mendesak bisa dibuat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpuu) agar bisa segera dilaksanakan,” kata Pratama.

BCN ini sangat dinantikan, karena pengguna internet Indonesia semakin banyak, hampir menembus 90 juta orang. Namun selain pengamanan, BCN sebenarnya dituntut untuk melakukan tugas mulia, edukasi keamanan siber pada masyarakat. Lebih jauh lagi, BCN dituntut untuk bisa menggali potensi SDM dan juga industri pertahanan siber nasional. Jangan sampai setiap usaha pengamanan wilayah siber terlalu bergantung pada teknologi dan SDM luar negeri. Ini malah jadi senjata bumerang bagi kita.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement