Sabtu 10 Dec 2016 19:28 WIB

Pemkot Bandung Apresiasi Perluasan Ekonomi Kreatif PT Telkom

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Roadshow Telkomsel Loop Kreatif Project di Bandung
Roadshow Telkomsel Loop Kreatif Project di Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Telkom terus berkiprah menyiapkan wirausahawan ekonomi kreatif. Kerja keras ini, menuai apresiasi dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kota Bandung.

Menurut Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Hari Santosa Sungkari, tidak semua badan usaha milik negara (BUMN) memiliki perhatian, kepedulian, serta jiwa kewirausahaan yang menyokong ekonomi kreatif.

"Bagi saya, Telkom lebih unggul (dari BUMN lainnya) karena manajemennya punya jiwa kewirausahaan," ujar di sela-sela Digital Innovation Lounge (Dilo) Festival di Balai Motekar Unpad, Kota Bandung, Sabtu (10/12).

Selain di Bandung, kata dia, Dilo Festival digelar pula di Malang, Balikpapan, dan Makassar. PT Telkom, kata dia, memiliki program Indigo Creative Nation (ICN) yang sudah digelar sejak tahun 2009. Saat ini, ada sekitar 2.000 lebih startup binaan Telkom. Sekitar 65 di antaranya sudah aktif terjun di industri telematika nasional/global.

Kehadiran Digital Valley, kata dia, merupakan bagian program ICN yang menghadirkan

coworking space bagi para startup binaan. Saat ini, telah hadir Bandung Digital Valley, Jogja Digital Valley, dan Jakarta Digital Valley dengan lebih dari 8.000 member. 

Hari juga mengapresiasi kehadiran Dilo yang sedikitnya hadir di 13 kota utama di Indonesia. Yakni Aceh, Medan, Pekanbaru, Depok, Tanggerang, Bekasi, Bogor, Bandung, Solo, Surabaya, Malang, Denpasar, dan Balikpapan. Member seluruh titik Dilo, sudah mencapai lebih dari 20.000 orang, dengan fokus usaha 16 subsektor ekonomi kreatif.

Hal ini, yang membedakannya dengan ICN dan Digital Valley yang hanya fokus beberapa subsektor ekonomi kreatif yakni perangkat lunak, desain grafis, dan game. "Kami sangat terbantu karena Dilo yang merangkul semua jenis ekonomi kreatif dan yang terbaik bisa disalurkan ke program Indigo," katanya.

Menurut Hari, pihaknya juga memperkuat ekosistem ini dengan merilis BekUp beberapa bulan lalu. BekUp atau Bekraf for StartUp, adalah program seleksi wirausahawan digital yang pemenangnya disalurkan ke industri telematika maupun inkubator eksisting semacam Indigo.

Sejauh ini, kata Hari, tingkat kesuksesan dari seleksi Bekup adalah 10 persen dari total peserta. Jadi, jika yang ikut 100 startup, maka yang benar-benar bertahan melanjutkan bisnisnya adalah 10 saja. "Kami ingin tingkatkan succes rate ini di tahun 2017, minimal 20-30 persen," katanya.

Caranya, kata dia, dengan menggandeng BUMN lain di luar Telkom terutama perbankan agar ekosistem makin baik, ekonomi kreatif pun makin berkembang. Bekraf, tengah mendorong Bank Mandiri dan BNI agar melakukan yang dilakukan PT Telkom dalam menumbuhkan iklim wirausaha berbasis ekonomi kreatif. Apalagi,  tahun depan merupakan kesempatan baik bagi startup berbasis financial technology (fintech).

Hari berharap, fintech makin membuka mata perbankan agar tak ragu membiayai usahawan ekonomi kreatif yang kerap terkendala kolateral sehingga sulit ekspansi. Perbankan, seharusnya tak hanya memberi payung saat cuaca cerah. "Itu tetap menyulitkan startup. Mari buat terobosan menuju kemajuan bangsa," katanya.

Sekretaris Dinas Komunikasi Informatika (Diskominfo) Pemkot Bandung, Yayan Ahmad,   pihaknya sangat banyak terbantu oleh BUMN telematika itu sejak pertama merilis Smart City tahun 2013 lalu. Yakni, dari mulai akses jaringan seperti WiFi gratis ribuan titik pada tahun tersebut, hingga aplikasi solusi perkotaan banyak diberikan PT Telkom dan jejaringnya seperti ICN, Bandung Digital Valley, dan Dilo. 

Termasuk, kata dia, startup-startup yang melahirkan berbagai aplikasi dan mengisi Bandung Command Center saat ini. "Kami ingin mengajak lagi binaan Indigo karena aplikasi terus dibutuhkan," katanya.

Yayan mengatakan, dorongan ini penting karena anggaran Diskominfo Kota Bandung tahun depan sama dengan tahun ini Rp 50 miliar. Namun, fokus pekerjaaannya hanya dalam memantapkan program smart city minus fungsi kehumasan.

Saat ini, pihaknya memiliki 350-an aplikasi solusi perkotaan di Bandung Command Center. Tapi karena tahun depan adalah periode pemantapan, maka jumlah aplikasi akan berkembang. "Arahan Pak Wali Kota (Ridwan Kamil), sebanyak masalah di Kota Bandung, sebanyak itu pula aplikasi digital dibutuhkan," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement