Ahad 27 Aug 2017 16:32 WIB

Melinda Gates tak Siap Hadapi Dampak Teknologi pada Anak

Rep: Novita Intan/ Red: Esthi Maharani
Bill Gates dan Melinda Gates
Foto: Time
Bill Gates dan Melinda Gates

REPUBLIKA.CO.ID, Istri dari Bill Gates, Melinda Gates tidak bisa membayangkan efek teknologi bagi perkembangan anak-anaknya. Ia mengaku seumur hidupnya, ia bermimpi banyak hal yang bisa dilakukan oleh teknologi. Tapi, Melinda mengaku tak benar-benar siap dan bisa mengantisipasi dampak dari teknologi itu pada anak-anaknya. Terutama teknologi ponsel.

Ia bercerita ketika anak bungsunya lahir pada 2002, ponsel model flip adalah gawai yang paling canggih dan paling keren. Seperti orang tua kebanyakan, lanjutnya, ia mengaku tidak paham bagaimana anak-anaknya berkembang.

"Sekarang saya diberitahu bahwa ketiga anak saya adalah bagian dari apa yang demografer panggil iGen. Saya masih berusaha mengejar ketinggalan. Laju perubahan inilah yang paling mengherankan saya," ungkapnya dikutip dari Washington Post.

Tantangan yang akan dihadapi anak-anaknya adalah banyaknya media sosial. Ketiga anaknya tumbuh ketika satu persatu media sosial lahir. Meski mengaku masih harus mengejar ketertinggalannya di dunia anak dan media sosial, ia tetap optimistis dengan perkembangan teknologi saat ini.

"Saya senang melihat anak-anak belajar di smartphone, dokter yang menggunakan aplikasi untuk mendiagnosis penyakit dan kelompok terpinggirkan menemukan dukungan yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya melalui jejaring sosial," ucap Melinda.

Meski begitu, sebagai ibu, ia tetap ingin memastikan anak-anaknya aman dan bahagia. Ia mencoba memikirkan kembali bagaimana bisa melakukan hal-hal yang berbeda.

"Orangtua harus memutuskan sendiri apa yang sesuai untuk keluarga mereka, tapi mungkin saya akan berpikir ulang dan berpikir agak lama sebelum memberikan gadget pada mereka," katanya.

Ia mengatakan ponsel dan aplikasi yang berkembang saat ini bisa jadi baik dan bisa pula buruk. Tugas orang tualah untuk mengendalikan, terutama jika anak-anaknya masih belum dewasa. Dikhawatirkan jika terlalu sering terpapar dunia maya, anak-anak tidak bisa lagi belajar untuk menjadi orang yang baik, berlatih mengendalikan diri, dan mengidentifikasi rasa yang timbul dari interaksi sesama teman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement