Rabu 29 Aug 2018 04:27 WIB

Modifikasi Trojan Mobile Banking Capai Angka Tertinggi

Mereka dirancang mencuri uang langsung dari rekening bank pengguna perangkat mobile.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Gita Amanda
Android Trojan Alert
Android Trojan Alert

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Trojan Mobile Banking adalah salah satu jenis malware yang paling terkenal. Mereka dirancang untuk mencuri uang langsung dari rekening bank para pengguna perangkat mobile. Jenis serangan ini menarik bagi pelaku kejahatan siber di seluruh dunia, karena keuntungan dapat diperoleh dengan cara yang mudah.

Malware ini biasanya berkedok sebagai aplikasi sah, sehingga memikat orang untuk memasangnya. Setelah aplikasi perbankan diluncurkan, Trojan akan menampilkan antar muka dirinya dan menghalangi antar muka aplikasi perbankan. Tepat di saat pengguna memasukan kredensial, malware akan langsung mencuri informasi dan data pengguna.

Berdasarkan data Karspersky Lab, kuartal kedua 2018 mengalami lonjakan jumlah Trojan ini secara besar-besaran hingga mencapai 61 ribu. Jumlah ini merupakan yang tertinggi selama sejarah pengamatan yang dilakukan oleh Kaspersky Lab.

Kontribusi terbesar disebabkan oleh pembuat Trojan Hqwar, dengan sekitar setengah dari modifikasi terbaru yang ditemukan berkaitan dengan jenis malware ini. Trojan Agent menempati posisi kedua dengan sekitar lima ribu paket.

Pada kuartal kedua 2018, tiga negara teratas yang terkena malware mobile banking jenis apapun adalah Amerika Serikat (0,79 persen), Rusia (0,7 persen), dan Polandia (0,7 persen). Rusia dan Amerika Serikat bertukar tempat dibandingkan dengan kuartal pertama 2018. Sementara Polandia melompat dari peringkat sembilan ke posisi tiga terutama karena distribusi aktif modifikasi Trojans.AndroidOS.Agent.cw dan Trojan-Banker.AndroidOS.Marcher.w.

Untuk Indonesia, Trojan-Banker.AndroidOS terdeteksi sebanyak 218 kali di periode Januari sampai Juli 2018. Menurut para ahli Kaspersky Lab, tingginya angka tersebut merupakan bagian dari tren global untuk pertumbuhan malware mobile. Jumlah keseluruhan instalasi malware juga meningkat lebih dari 421 ribu dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

“Lanskap ancaman yang terjadi di kuartal kedua tahun ini membuat kami memberikan perhatian lebih besar terhadap keamanan pengguna perangkat mobile," kata Victor Chebyshev, pakar keamanan di Kaspersky Lab lewat keterangan resminya.

Berkembangnya instalansi malware terutama yang berhubungan dengan perbankan menunjukkan pelaku kejahatan siber terus melakukan pembaruan perangkat lunak berbahaya, membuatnya semakin canggih dan lihai dalam menembus sistem deteksi keamanan. "Baik pengguna dan industri harus sangat berhati-hati dan tetap waspada dalam beberapa waktu ke depan karena tren ini akan terus mengalami pertumbuhan,” imbuh Victor.

Untuk mengurangi risiko ancaman malware, ada sejumlah kiat yang bisa diterapkan pengguna mobile banking. Instal aplikasi hanya dari sumber terpercaya, idealnya dari app store resmi. Periksa izin yang diminta oleh aplikasi. Jika tidak sesuai dengan tugas aplikasi (misalnya aplikasi pembaca meminta untuk mengakses pesan dan panggilan), ini bisa menjadi tanda aplikasi tersebut berpotensi memiliki unsur ancaman.

Gunakan solusi keamanan yang kuat untuk melindungi Anda dari perangkat lunak dan aksi  berbahayanya. Jangan klik tautan apapun dari email spam. Terakhir, jangan melakukan prosedur rooting pada perangkat yang justru memberikan kesempatan para pelaku kejahatan siber melakukan aksi tanpa batas.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement