Selasa 08 Oct 2019 04:39 WIB

Infrastruktur 5G Perlu Dibangun Merata di Indonesia

Pembangunan infrastruktur penting karena Indonesia sebagai negara terbesar di Asean.

Jaringan internet 5G. Ilustrasi
Foto: BBC
Jaringan internet 5G. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infrastruktur pendukung teknologi 5G perlu dibangun secara merata, termasuk untuk kawasan di luar Jawa. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pemerataan telekomunikasi yang diharapkan juga bakal meningkatkan kesejahteraan bersama seluruh warga.

"Investasi untuk 5G lebih baik dilakukan dari awal. Saya lihat mayoritas perusahaan telekomunikasi di Indonesia sudah melakukannya," kata Managing Director ASEAN Service Provider Sales Cisco (perusahaan teknologi digital multinasional), Dharmesh Malhotra, dalam paparan hasil riset tentang teknologi 5G di Jakarta, Senin (7/10).

Baca Juga

Dharmesh mengingatkan bahwa investasi infrastruktur 5G sangat penting karena Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan ASEAN memiliki jumlah populasi yang terbesar di Asia Tenggara. Indonesia juga memiliki hingga sekitar 17.000 pulau yang perlu terkoneksi dengan baik, sehingga potensi terbesar 5G juga ada di Indonesia.

Ia menyadari bahwa di ASEAN, operator perusahaan telekomunikasi kemungkinan akan terus berinvestasi dalam meningkatkan jaringan 4G yang mereka miliki. Namun, lanjutnya, berbagai operator tersebut juga dinilai secara bersamaan telah mempersiapkan kemampuan dan investasi terkait teknologi 5G.

"Ini akan memungkinkan 4G dan 5G untuk beroperasi secara beriringan dan membantu operator mengelola capex (capital expenditure) berikut ROI (Return of Investment) mereka secara berkelanjutan," katanya.

Dharmesh mengemukakan, Cisco juga membantu operator jaringan dalam upaya mengimplementasi teknologi 5G dan sejauh ini telah terlibat dengan sejumlah pelanggan di kawasan ASEAN. Sebagaimana diketahui, teknologi digital 5G dinilai memiliki beragam manfaat yaitu kecepatan hingga 50 kali lebih cepat, 10 kali lebih responsif, dan daya konektivitas yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan teknologi 4G.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement