REPUBLIKA.CO.ID, CANAVERAL -- Sebuah roket antariksa tak berawak yang dinamai Roket Atlas V akan melesat ke angkasa dari Cape Canaveral, Florida menuju orbit rendah atau pada ketinggian sekitar 400 km (low earth orbit) pada pukul 23.05 waktu setempat atau pukul 11.05 waktu Jakarta.
Dilansir dari AP, kapsul Orbital ATK Cygnus tersebut akan membawa hampir 8.000 pon makanan atau 4 ton, peralatan dan penelitian ilmiah untuk Badan antariksa Amerika Serikat (NASA), termasuk 3-D printer berkualitas komersial.
Dalam peluncuran roket ini, NASA juga akan melakukan eksperimen dengan menyalakan api raksasa di luar angkasa, yang merupakan eksperimen terbarunya. Tujuan dari eksperimen itu adalah untuk mempersiapkan misi antariksa yang lebih aman di masa depan dan secara khusus dapat mengukur besarnya kobaran api, seberapa cepat ia menyebar, panas yang dihasilkan, dan seberapa banyak gas yang dihasilkan dari pembakaran.
Rencananya, api akan dikobarkan di dalam Cygnus, setelah kapsul itu melepas diri dari ISS. Api akan dipicu dari pusat kendali di Bumi. Hasil eksperimen yang dinamai Saffire-1 ini akan digunakan untuk mengukur kekuatan pesawat antariksa dan baju pelindung astronaut terhadap kobaran api. Riset itu juga akan membantu NASA mengembangkan sistem pendeteksi dini api dan sistem pemadam kebakan di pesawat antariksa masa depan.
Selain itu, eksperimen tersebut akan digunakan untuk mengukur pengaruh gaya gravitasi yang sangat kecil dan minimnya jumlah oksigen terhadap besarnya kobaran api di antariksa.
Perlu diketahui, proyek peluncuran kapsul kargo merupakan kelanjutan dari misi dalam rangka memasok kebutuhan di ISS yang dilakukan NASA. Sebelumnya, terjadi dua kegagalan peluncuran kapsul. Kapsul pertama yang menggunakan roket dari Orbital sayangnya sempat meledak beberapa detik ketika misi dimulai pada Oktober 2014.
Sedangkan, roket Falcon 9 yang dibuat oleh perusahaan Exploration Technologies Corp atau SpaceX juga sempat terbakar ketika memasuki orbit tujuan. NASA memang telah bekerja sama dengan dua perusahaan, yaitu Orbital dan SpaceX, di mana keduanya membagi kontrak sebesar Rp 49,6 triliun dari NASA. Orbital telah menjalin perjanjian dengan NASA sejak 2008.
Cygnus menjadi roket ketiga yang berhasil diluncurkan oleh Orbital, sementara SpaceX telah berhasil meluncurkan enam roket. Meskipun masing-masing perusahaan sempat mengalami sekali kegagalan dalam peluncuran, untuk ke depannya NASA akan terus melanjutkan kerja sama dengan kedua perusahaan asal negeri paman Sam tersebut.
baca juga: Hari Ini Matahari Tepat di Garis Khatulistiwa