Selasa 02 Aug 2016 11:50 WIB

23 Peneliti LIPI Siap Lakukan Ekspedisi Penelitian di Perairan Sumba

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Winda Destiana Putri
LIPI
LIPI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kembali menyelenggarakan Ekspedisi Widya Nusantara (EWIN) di 2016 ini.

Kegiatan ini dibuktikan dengan adanya persiapan 23 peneliti LIPI yang akan melakukan ekspedisi penelitian di perairan Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) dari 4 hingga 26 Agustus 2016.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Zainal Arifin menerangkan, kegiatan ini merupakan bagian komitmen peneliti untuk memajukan ilmu pengetahuan di bidang kelautan.

"Serta menggali potensi laut yang dimiliki oleh Indonesia termasuk  memperhatikan pembangunan sektor kemaritiman khususnya wilayah perbatasan dan pulau-pulau terdepan Indonesia," ujar Zainal di Jakarta, Selasa (2/8). 

Perairan Sumba sendiri menjadi salah satu kawasan terdepan Indonesia sehingga menjadi tujuan ekspedisi kali ini. Perairan Sumba diyakini memiliki sumber daya alam laut yang tinggi dan unik.

Sebab, dia melanjutkan, kawasan ini berada di bagian selatan zona transisi Wallacea, di mana karakteristik biogeografi Indo-Malaya dan Australasia bertemu. Di samping itu merupakan salah satu kawasan tangkapan perikanan dan salah satu Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).

 

Meski dalam zona transisi, Zainal mengungkapkan, data ilmiah yang akurat mengenai kondisi sumber daya hayati laut dan konektivitis ekologi kawasan ini masih sangat kurang. Padahal informasi tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang kesuksesan pengelolaan sumber daya maritim.

"Seperti potensi perikanan dan kesehatan lingkungan perairan," katanya.

Pada kesempatan sama, Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Dirhamsyah menambahkan,  saat ini pemerintah juga tengah mencanangkan program tol laut yang salah satu fokusnya berada di Nusa Tenggara Timur.

Seiring dengan peningkatan aktivitas pelayaran dan perikanan, potensi terjadinya pencemaran di kawasan ini akan tinggi. Oleh karena itu, ekspedisi ini diharapkan bisa memberikan baseline data mengenai kondisi kualitas perairan di kawasan tersebut.

 

Sebagai informasi, ekspedisi ini ditujukan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang pola arus dan suhu muka laut. Data ini akan dipergunakan untuk model perubahan iklim dan prediksi suhu di kawasan NTT dan sekitarnya. Model ini apalagi menjadi salah satu kontribusi Indonesia dalam studi perubahan iklim global.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement