REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hidrogen memiliki potensi besar sebagai sumber energi bersih, namun sejauh ini belum bisa membuat sel bahan bakar murah, atau cukup efisien. Kini para ilmuwan menggunakan teknologi kuantum untuk mengeksplorasi bagaimana tenaga surya bisa membuka semua potensi itu.
Kuncinya adalah menggunakan nanopartikel untuk meningkatkan efisiensi sel fotoelektrokimia, atau PEC, panel yang menangani pekerjaan mengubah air menjadi hidrogen dan oksigen melalui proses elektrolisis.
Menurut para periset dari Lancaster University di Inggris, PEC yang dirancang dengan cara tertentu dapat memberi cara memproduksi sel bahan bakar hidrogen dengan biaya, dan kecepatan yang membuat mereka layak sebagai sumber arus utama.
"Untuk pengetahuan terbaik penulis, sistem ini tidak pernah diteliti secara teoritis atau eksperimental, dan ada cakupan yang luas untuk penelitian lebih lanjut untuk memperluas hasil yang disajikan di sini," kata salah satu tim, Manus Hayne, dilansir dari laman Sciencealert.
Usulannya yakni nanopartikel semikonduktor bisa duduk di antara air dan elektroda, serta meningkatkan voltase yang tercipta saat mengenai sinar matahari. Ini adalah sebuah ide yang didukung oleh model matematis yang dirancang oleh para periset, meskipun mereka mengakui bahwa beberapa variabel dalam perhitungan mereka, berfungsi sebagai dasar studi masa depan dari solusi lengkap untuk masa depan berbahan bakar hidrogen.
Jika teka-teki hidrogen dapat dipecahkan, nantinya akan memiliki sumber bahan bakar yang hanya menghasilkan air sebagai produk limbah. Mengingat sekitar 86 persen daya dunia masih disediakan oleh bahan bakar fosil yang menguap karbon dioksida.