REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Fosil dinosaurus yang ditemukan dari dalam batuan berusia 113 juta tahun di Victoria, Australia telah menyibak misteri dinosaurus baru. Dinosaurus kecil sebesar ayam kalkun ini diduga pemakan tumbuhan yang hidup di lembah yang sudah hilang Australia-Antartika.
Fosil kaki dan ekor ditemukan di batuan dekat Cape Otway pada 2005 lalu. Dinosaurus diberi nama Diluvicursor Pickeringi dengan berat sekitar tiga sampai empat kilogram. Ia punya dua kaki kuat yang bisa membawanya lari kencang.
Fosil tersebut terkubur bersama tunggul pohon yang diseret banjir besar. Kayu bulat dan cabangnya terbawa arus hingga masuk ke dasar sungai.
Matt Herne dari University of Queensland's School of Biological Sciences mengatakan penemuan ini membantu menunjukkan keragaman kehidupan dinosaurus yang menghuni lembah retakan kuno. Ia menghubungkan Georgia ke Antartika.
"Ini menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa setidaknya ada dua jenis tubuh yang berbeda di bagian Australia ini," katanya, dilansir dari Guardian.
Ada Leaellynasaura yang memiliki ekor yang sangat panjang. Sementara Diluvicursor memiliki ekor yang jauh lebih pendek.
Dinosaurus yang hidup di lembah punya struktur yang menyesuaikan habitatnya. Termasuk dalam hal pencarian makanan. Para peneliti menduga bahwa daerah ini adalah lingkungan yang subur.
Daerah ini berbatasan dengan pegunungan vulkanik aktif yang memberi nutrisi ke lembah melalui serangkaian sungai besar. "Kami tidak tahu persis kondisi iklimnya. Beberapa ilmuwan percaya tempat itu pasti sangat dingin karena lokasinya di ujung lingkaran Antartika," kata dia.
Tapi peneliti lainnya lainnya, termasuk Herne berpikir tempat itu mungkin lebih hangat. Setelah menemukan fosil pada tahun 2005, Herne mengatakan bahwa saat ini mereka masih memahami geologi lembah tersebut.
"Sebagian besar materi fosil vertebrata dari situs ini belum dijelaskan, jadi kami berharap dapat menemukan spesies dinosaurus lebih lanjut, spesimen dan hewan menarik lainnya di sana," katanya.
Di antara penemuan lainnya adalah mamalia berukuran hewan pengerat, kura-kura, dan mungkin spesies reptil terbang. "Memahami ekologi dinosaurus ini bisa berdasarkan interaksi antara anatomi dan lingkungan menghadirkan tantangan menarik untuk penelitian masa depan," kata Herne.