Kamis 02 Aug 2018 16:59 WIB

Embun Upas di Dieng Bukan Salju

Embun upas akan menghilang beberapa saat setelah matahari muncul.

Rep: eko widiyatno/ Red: Ani Nursalikah
Fenomena embun beku/embun upas atau frost.
Foto: wikimedia
Fenomena embun beku/embun upas atau frost.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Musim kemarau menyebabkan suhu udara di dataran tinggi Dieng menjadi lebih dingin, terutama pada malam hingga dini hari. "Suhu udara di Dieng pada malam hingga dini hari pada musim kemarau seperti sekarang, bisa mencapai di bawah nol," kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoaji Prayoedhi, Kamis (2/8).

Dalam kondisi suhu udara tersebut, Setyoaji menyebutkan, air yang berada di tempat terbuka bisa membeku. Hal ini termasuk embun yang pada pagi hari terdapat di pucuk-pucuk daun tanaman.

Dia menyebutkan, fenomena ini menyebabkan hamparan tanaman perdu, padang rumput atau hamparan tanaman kentang di Dieng, seperti bersalju. "Padahal itu bukan salju. Tapi embun yang membeku, sehingga seperti lapisan es," katanya.

Warga di daerah Dieng dan juga di daerah eks Karesidenan Kedu seperti Temanggung dan Wonosobo, menyebutkan embun yang membeku tersebut sebagai embun upas atau bun upas. "Kata upas berarti racun, karena adanya bun upas sering menyebabkan tanaman kentang petani menjadi mati seperti keracunan," jelasnya.

Menurutnya, pengertian salju adalah terjadinya pembekukan uap air di udara atau atmosfer yang kemudiran turun ke daratan sebagai salju. "Namun dalam fenomena di Dieng, air atau embun yang sudah di daratanlah yang kemudian membeku karena udara dingin," jelasnya.

Dia menyebutkan, saat ini suhu udara di Dieng memang sedang pada masa paling dingin. "Karena itu, fenomena embun upas biasanya hanya terjadi pada malam hingga dinihari. Setelah pukul 07.00 setelah beberapa saat matahari terlihat, embun upas tersebut akan hilang karena mencair," jelasnya.

Eko juga menyatakan, fenomena embun upas memang kerap terjadi pada musim kemarau di dataran tinggi Dieng. Namun tidak tertutup kemungkinan juga terjadi di dataran tinggi lain. Sedangkan di Dieng, areal yang biasanya terdapat bun upas biasanya biasanya lahan terbuka dan lembah.

Berdasarkan pengamatan cuaca di Stasiun Geofisika Banjarnegara saat ini, suhu udara di Dieng pada siang hari rata-rata sekitar 20-22 derajat celsius. Sedangkan, malam hari, rata-rata sekitar antara delapan-10 derajat celsius.

Baca juga: Fenomena Embun Beku Diprediksi Berlangsung Hingga September

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement