REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Planet Saturnus dikenal karena cincinnya yang khas. Namun, sebuah penelitian baru menyebutjan cincin yang mengelilingi planet tersebut tidak akan berada di sana selamanya.
Menurut penelitian yang diterbitkan pada bulan Desember di jurnal Icarus, cincin Saturnus menghilang dengan cepat. Sedangkan untuk bisa hilang sepenuhnya dalam 100 juta hingga 300 juta tahun mendatang.
baca juga: Batuan Bumi Berusia 4 Miliar Tahun Ditemukan di Bulan
Kesimpulan ini merujuk pada data yang dihasilkan dari pesawat ruang angkasa Cassini NASA, yang mengorbit di sekitar Saturnus selama 13 tahun sebelum sengaja menabrak planet ini pada tahun 2017. Para penulis penelitian mengatakan cincin yang sebagian terbuat dari es itu jatuh ke planet, dalam proses yang oleh para ilmuwan disebut 'hujan cincin'.
"Cincin-cincin itu benar-benar menghujani air ke planet ini," kata pemimpin penulis James O'Donoghue, dikutip dari People, Selasa (29/1).
Para ilmuwan percaya "hujan cincin" disebabkan oleh radiasi ultraviolet dari matahari. Hal itu memberi muatan listrik pada cincin, sehingga menyebabkan cincin bergerak menuju planet.
"Rata-rata sekitar 2 ton per detik, cukup untuk mengisi kolam renang ukuran Olimpiade setiap 30 menit atau lebih," kata postdoctoral di Goddard Space Flight Center NASA itu.
Tapi, karena cincin Saturnus menghilang tidak berarti harus ada alasan untuk waspada. Bisa saja itu menunjukan cincin memang tidak selalu ada di sana.
"Kesimpulan besar adalah sistem cincing adalah fitur sementara. Benda itu tidak dibangun untuk bertahan," kata O'Donoghue.
O'Donoghue menjelaskan, semua bukti terus menunjukkan akhir-akhir ini bahwa cincin itu masih muda, usianya 100 juta tahun atau lebih muda. “Yang menunjukkan kepadamu kemungkinan jendela mungkin hanya beberapa ratus juta tahun dari sistem cincin ini. Kami beruntung berada di sekitar saat ini," ujarnya.
Studi terbaru lainnya, yang juga memanfaatkan data dari penyelidikan Cassini NASA, menyimpulkan cincin Saturnus kemungkinan terbentuk antara 10 juta hingga 100 juta tahun yang lalu. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Science menemukan cincin Saturnus memiliki massa yang relatif kecil. Ilmjuwan menduga cincin itu merupakan tambahan baru pada planet ini, yang telah ada selama sekitar 4,5 miliar tahun.