REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) mengungkapkan badai matahari akan sampai ke bumi dalam waktu 48 jam. Meski demikian, badai matahari kemungkinan tidak berdampak langsung di Indonesia.
"Badainya badai minor G 1, jadi tidak terdampak langsung di Indonesia," ujar Kepala Bagian Humas BMKG Akhmad Taufan Maulana saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (14/3).
Menurut Akhad, hasil dari aktivitas Corona Mass Ejection (CME) merupakan ledakan plasma magnetik, yaitu solar flare. Hasil pengamatan aktivitas CME mengungkap plasma tersebut diperkirakan sampai ke bumi sekitar 48 jam dari ledakan.
"Nah, BMKG punya alat magnetometers yang dipasang di permukaan bumi, yang dapat mengkonfirmasi datangnya badai magnetik," katanya.
BMKG mengeluarkan indeks badai yang di sebut dengan Indeks K, sedangkan Indeks G merupakan indeks dampak dari Badai Magnetik.
"Kesimpulannya (dari indeks-indeks tersebut), diperkirakan badai matahari tidak terdampak langsung di Indonesia," ujarnya.
Lembaga layanan cuaca Inggris Met Office telah memberikan peringatan bahwa Jumat (15/3) akan terjadi ledakan besar sinar kosmik dari matahari menuju Bumi. Dilansir dari laman Express, badai matahari itu dapat melumpuhkan GPS, sinyal ponsel, dan TV digital.