Kamis 02 Jan 2025 08:05 WIB

BMKG Catat 1.321 Gempa Bumi Terjadi di Jabar Sepanjang 2024

Salah satu kejadian gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.2 dirasakan di Sukabumi

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Ilustrasi Gempa
Foto: Pixabay
Ilustrasi Gempa

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mencatat 1.321 gempa bumi terjadi di Jawa Barat (Jabar) sepanjang tahun 2024. Gempa bumi dengan magnitudo terbesar yaitu 6,2 terjadi di wilayah Kabupaten Sukabumi belum lama ini.

"BMKG Stasiun Geofisika Bandung mencatat 1.321 kali gempa bumi telah mengguncang wilayah Jawa Barat dan sekitarnya selama tahun 2024," ujar Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu, Kamis (2/1/2025).

Baca Juga

Rahayu mengatakan, gempa bumi yang terjadi dengan kedalaman dangkal sebanyak 1.184 kejadian, gempa bumi menengah 133 kejadian dan gempa bumi dalam sebanyak 4 kejadian dengan rentang 2 kilometer hingga 349 kilometer. Sedangkan untuk magnitudo, gempa bumi terbesar yang tercatat adalah 6,2 dan magnitudo terkecil yang tercatat adalah 1.1.

Ia melanjutkan 806 kejadian gempa bumi terjadi di laut dan sebagian besar tersebar di selatan Pulau Jawa akibat dari aktivitas sesar aktif dasar laut. Sebagian lagi diakibatkan oleh adanya subduksi pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia.

Sedangkan 407 kejadian gempa bumi terjadi di darat dengan kedalaman dangkal akibat aktivitas sesar lokal. 108 gempa bumi lainnya terjadi juga di darat diakibatkan adanya aktivitas dalam lempeng tektonik Indo-Australia.

Rahayu mengatakan sepanjang tahun 2024 terdapat 113 kali gempa bumi yang dirasakan. Salah satu kejadian gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.2 dirasakan di Sukabumi,  Tasikmalaya, Bandung dan Garut. Tangerang, Tangsel, Bogor, DKI Jakarta, Kebumen, Banyumas, Cilacap dan Purwokerto. Bantul, Sleman, Kulonprogo, Trenggalek, serta wilayah Malang.

"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng  intra-slab earthquake," kata dia.

Rahayu menyebut hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau Thrust Fault. BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Selain itu, masyarakat untuk menghindari bangunan-bangunan retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa bumi.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement