REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah tentang manusia dengan kepala kerucut dalam seni budaya Mesir sejatinya sudah banyak diketahui. Kisah itu disebut-sebut merupakan kehidupan nyata yang ada di Mesir. Topi kerucut dipakai orang-orang terkemuka pada zamannya, sekitar 3.550 hingga 2.000 tahun yang lalu.
Akan tetapi, belum pernah ada bukti sebelumnya bahwa kisah topi kerucut tersebut memang benar adanya. Hingga akhirnya sekarang arkeolog benar-benar menemukan kerangka manusia dengan topi kerucut di daratan Mesir.
Dilansir laman Scienceorg, Rabu (11/12), para arkeolog menemukan dua hiasan kepala berbentuk kerucut atau limas itu di Amarna Mesir kuno.
Dibangun oleh firaun Akhenaten dan dihuni sekitar tahun 1347 SM hingga 1332 SM, Amarna berisi ribuan kuburan orang biasa. Adalah arkeolog Anna Stevens dari Monash University di Melbourne, Australia, dan rekannya yang kemudian menemukan kerangka tersebut.
Satu kerucut menghiasi kerangka seorang wanita berusia 20-an. Yang lainnya berada di atas kerangka seorang pria berusia 15 hingga 20 tahun yang belum ditentukan jenis kelaminnya.
Para ilmuwan berharap ini menjadi penemuan pertama topi kerucut. "Tapi yang paling mengejutkan adalah benda-benda ini muncul. Beberapa sarjana berpendapat bahwa kerucut hanya ada sebagai alat artistik, bukan benda nyata," kata Stevens.
Mesin inframerah dan X-ray portabel menentukan bahwa kerucut berlubang itu kemungkinan terbuat dari lilin lebah. Meskipun beberapa peneliti berspekulasi bahwa kerucut kepala mengandung lemak hewani atau lilin yang beraroma zat seperti resin pohon, temuan Amarna tidak mengandung jejak lemak atau parfum.
"Setiap parfum yang awalnya ada di dua kepala kerucut kemungkinan menguap," kata Stevans.
Adapun nama dan pekerjaan orang serta makna yang melekat pada tutup kepala yang ditemukan, belum diketahui. Stevens menduga kerucut kepala yang ditemukan di Amarna itu erat kaitannya dengan makna spiritual.