REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Beberapa waktu lalu, para astronom Ukraina mengumumkan penemuan komet antarbintang pertama yang 'berkunjung' ke tata surya. Komet tersebut dinamai 2I/ Borisov.
Dalam prosesnya, komet itu diperkirakan memiliki orbit yang sangat Panjang, dan berada di luar pengaruh matahari. Para peneliti telah mempelajari gerakan, kecerahan, dan susunan kimiawi Borisov. Alhasil, mereka telah menemukan fakta bahwa hal tersebut tidak jauh berbeda dengan komet di tata surya.
Meski terlihat cerah, Borisov tidak terlihat sejak awal karena kedekatannya dengan matahari dari garis pandang bumi. Akan tetapi, hal itu berubah beberapa pekan lalu, di mana ketika diabaikan, komet itu sudah mencapai tiga kali ukurannya sejak awal penemuan.
“Dengan mengejar komet ini sejauh mungkin, kita dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang lintasan masuknya,” kata astronom di University of Maryland, Quanzhi Ye seperti dilansir discovermagazine, Kamis (12/12).
Hal tersebut akan membantu para ilmuan untuk mengidentifikasi sistem asalnya. Bahkan, para peneliti sudah menemukan sifat dari komet itu, di mana ketika dipanaskan, Borisov melepaskan gas yang dapat meningkatkan kecerahannya. Akan tetapi, gas berbeda dilepaskan dalam suhu yang berbeda.
Lebih jauh, dengan panjang gelombang cahaya komet itu, para ilmuan dapat mengetahui di mana dan berapa banyak senyawa yang dilepaskan. Selain itu, laporan juga menunjukkan adanya bukti uap air yang mencakup sianida, hidroksida, karbon diatomic dan oksigen atom.
Terpisah, astronom di Goddard Space Flight Center NASA, dan penulis pracetak arXiv pada deteksi air di komet Borisov, McKay mengatakan ada celah untuk memahami fisika dan kimia yang terjadi pada awal pembentukan tata surya saat mempelajari Borisov.
"Mudah-mudahan dengan komet antarbintang, kita dapat memahami jika itu adalah proses yang sama yang terjadi pada awal pembentukan sistem planet lain," kata McKay.