REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan menemukan hal baru saat melakukan penggalian selama lima tahun pada dua patung di Pulau Paskah. Pulau Paskah merupakan pulau yang terletak di Chile yang memiliki patung-patung kepala yang ikonik.
Patung ikonik yang dikenal sebagai 'moai'ini diukir orang-orang Rapa Nui antara abad 13 dan 16. Dari semua patung batu yang dibuat di pulau itu, yang terbesar adalah 10 meter (33 kaki) tinggi dan berat sekitar 82 ton.
Moai dianggap memiliki hubungan dengan ritual kesuburan, yang sampai sekarang tetap belum terbukti. Penelitian baru yang diterbitkan dalam Journal of Archaeological Science, berfokus pada dua patung yang masih berada di lokasi yang merupakan tambang dari hampir semua batu untuk moai. Sudah lama diperkirakan jika batu moai hanya berfungsi sebagai titik produksi untuk patung-patung batu lainnya.
Penelitian kali ini menyebutkan sampel tanah menunjukkan bahwa daerah itu juga merupakan tempat yang subur untuk menanam makanan. Ilmuwan menemukan kadungan nutrien seterti kalsium dan fosfor yang berguna bagi pupuk untuk pertanian.
Selain itu, proses penggalian dan ukiran pada batu juga adalah elemen kunci dalam meningkatkan pertanian di lokasi.
"Di lokasi tambang, dengan masuknya batu secara terus menerus menghasilkan sistem umpan baik dari air, pupuk alami dan nutrisi,” kata spesialis tanah Profesor Sarah Sherwood dari University of the South di Sewanee, Tennessee, dilansir laman Rt.com.
Dia mengatakan ada di area moai tersebut juga ditemukan kandungan kalsium dan fosfor. Sedangkan, kualitas tanah di tempat lain di Pulau Paskah, atau Rapa Nui, sedang terkuras oleh erosi dan hilangnya mineral penting.
Para peneliti mengatakan bahwa patung yang mereka pelajari jelas ditempatkan dengan cara yang tetap yang mengindikasikan bahwa mereka dimaksudkan sebagai bangunan permanen di lokasi tersebut.