Senin 06 Jan 2020 05:03 WIB

NASA Hilang Kontak dengan Satelit Penjelajah Asteria

NASA sama sekali tidak bisa berkomunikasi dengan satelit sejak 5 Desember 2019.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
NASA kehilangan kontak dengan salah satu satelit kecil penjelajah bernama ASTERIA (Ilustrasi Ilmuwan NASA)
Foto: Flickr
NASA kehilangan kontak dengan salah satu satelit kecil penjelajah bernama ASTERIA (Ilustrasi Ilmuwan NASA)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- NASA kehilangan kontak dengan salah satu satelit kecil penjelajah bernama ASTERIA. Operator sama sekali tidak bisa berkomunikasi dengan satelit sejak 5 Desember 2019, tetapi akan terus mencoba kontak sampai Maret 2020.

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat tersebut akan sangat menyayangkan jika ASTERIA hilang. Pasalnya, selama ini ASTERIA telah berjasa membuka jalan bagi penemuan eksoplanet alias planet di luar Tata Surya.

Baca Juga

Peluncuran ASTERIA dari Stasiun Luar Angkasa Internasional bermula pada 20 November 2017. Satelit kecil atau CubeSat seukuran tas kerja itu diarahkan ke orbit Bumi rendah, berlokasi di antara atmosfer Bumi dan sabuk radiasi Van Allen.

Tugas ASTERIA adalah mengamati bintang-bintang terdekat untuk mengukur kecerahannya secara tepat. Hasilnya menjadi langkah penting dalam pencarian eksoplanet, karena planet yang jauh dapat diidentifikasi dari kecerahannya.

Misi utama satelit berlangsung selama 90 hari. Setelah berhasil membawa hasil untuk dianalisis, satelit memulai misi sekunder yang seharusnya berlangsung selama dua tahun. Walaupun ASTERIA tak dapat diakses, bagian dari misinya amat berguna untuk kepentingan ilmiah.

NASA telah menyimpan replika serupa dari perangkat keras internal satelit di Bumi. Manajer program ASTERIA, Lorraine Fesq, mengatakan para ilmuwan dapat menggunakan perangkat keras itu untuk menjalankan eksperimen, khususnya di area otonomi.

"Proyek ASTERIA mencapai hasil yang luar biasa selama misi utama dan misi perpanjangannya. Meskipun kami kecewa kehilangan kontak dengan wahana antariksa itu, kami senang dengan semua yang telah kami capai dengan CubeSat yang mengesankan tersebut," kata Fesq.

NASA menjelaskan, tugas lain CubeSat termasuk menguji orbit bulan sebelum pelaksanaan misi, menjelajah luar angkasa, mendukung misi eksplorasi, serta memonitor pendaratan proyek InSight di Mars. Teknologinya terus diperbarui dan ditingkatkan.

CubeSat NASA kini memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mengirim data kembali ke Bumi. NASA berencana membuat CubeSat bertenaga air untuk mengorbit bulan, juga menggunakannya untuk membantu misi lain, dikutip dari laman Digital Trends, Senin (6/1).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement