Jumat 10 Jan 2020 10:11 WIB

Gerhana Bulan Penumbra dan 13 Gerhana Matahari

Gerhana bulan penumbra kali ini bisa disaksikan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Gerhana bulan. (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Gerhana bulan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akan mengalami gerhana bulan penumbra pada Sabtu (11/1) yang diperkirakan mulai pada pukul 00.05 WIB, mencapai puncak pukul 02.10 WIB, serta berakhir pukul 04.14 WIB. Gerhana bulan penumbra kali ini bisa disaksikan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Astronom dari Planetarium Jakarta, Ronny Syamara, mengatakan, gerhana bulan penumbra berbeda dengan gerhana bulan total. Gerhana bulan penumbra berarti bulan hanya melewati daerah bayangan penumbra bumi. “Bayangan penumbra itu samar,” kata dia di Jakarta, Kamis (9/1).

Baca Juga

Gerhana bulan adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya matahari oleh bulan, sehingga cahayanya tidak sampai ke bumi. Fenomena ini terjadi setiap fase bulan baru. Gerhana bulan penumbra sendiri akan terjadi sebanyak enam kali selama sepanjang 2020.

Berbeda dengan gerhana bulan total yang melewati bayangan umbra bumi atau bayangan inti yang merupakan bagian sangat gelap, gerhana bulan penumbra bayangannya lebih terang. Hal itu menyebabkan gerhana bulan penumbra yang terjadi tidak akan terlalu terlihat perbedaannya jika dilihat secara kasat mata karena cahaya bulan masih akan terasa meski lebih samar dari biasanya.

Dia menjelaskan, efek yang berbeda akan terasa bila terjadi gerhana bulan total. Manusia bisa melihat fase bulan yang sebelumnya purnama atau penuh, tapi ketika masuk dalam bayangan umbra bumi, akan terlihat piringan bulan menggelap. Namun, untuk gerhana bulan penumbra, diperlukan alat bantu untuk melihat.

“Kalau dengan detektor bisa terlihat atau menggunakan kamera yang dibantu lensa tele. Lalu, kita bandingkan dengan purnama sebelum gerhana penumbra maka bisa terlihat perbedaannya,” kata Ronny.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, gerhana bulan penumbra yang akan terjadi tidak hanya akan membuat bulan tertutup bayangan penumbra bumi, tapi juga terdapat kemungkinan pasang air laut yang dapat menyebabkan banjir rob. “Pasang maksimum biasa terjadi kurang lebih dua hari dari saat purnama atau gerhana,” kata dia.

Dia menjelaskan, pasang surut air laut disebabkan oleh pengaruh gravitasi matahari dan bulan. Gravitasi bulan bisa menyebabkan pasang laut purnama ketika bumi, bulan, dan matahari berada dalam satu garis lurus yang membuat pasang naik yang tinggi dan surut yang rendah. Kejadian itu terjadi ketika terjadi bulan baru dan bulan purnama.

Kondisi pasang naik air laut maksimum di Teluk Jakarta diperkirakan terjadi pada periode 9-12 Januari 2020. Ketinggian maksimal yang bisa dicapai pasang naik itu bisa mencapai 0,6 meter yang berpotensi menghambat laju aliran air sungai masuk ke laut di Teluk Jakarta.

Thomas meningatkan agar masyarakat waspada banjir yang terjadi di daratan karena jika terjadi hujan lebat, air akan terhambat masuk ke laut akibat pasang. “Hal lain yang harus diwaspadai kalau terjadi gelombang tinggi di laut, banjir rob akan melimpas ke daratan yang lebih jauh,” ujar Thomas.

13 gerhana matahari

Thomas mengatakan, sebanyak 13 kali gerhana matahari akan melintasi Indonesia sepanjang 2020-2100. Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari, sehingga terlihat menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari di langit bumi.

Ada empat jenis gerhana matahari, yaitu gerhana matahari total, cincin, parsial, dan hibrid. Gerhana matahari hibrid adalah gerhana yang oleh sebagian pengamat dapat dilihat sebagai antara gerhana total dan sebagian yang lain sebagai gerhana cincin. Gerhana campuran seperti ini cukup langka.

Gerhana matahari hibrid akan terjadi pada 20 April 2023 yang teramati jelas di wilayah NTT dan Papua. Gerhana matahari cincin pada 21 Mei 2031 akan melintasi wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Gerhana matahari total akan melintasi wilayah Sumatra dan Kalimantan pada 20 April 2042.

Pada 14 Oktober 2042 dapat diamati gerhana matahari cincin yang melintasi wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan NTT. Pada 25 November 2049 dapat disaksikan gerhana matahari hibrid yang melintasi wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Pada 22 September 2052 dapat diamati gerhana matahari cincin yang melintasi wilayah NTT.

Pada 20 Maret 2053 gerhana matahari cincin akan melintasi wilayah Jawa, Bali, NTT, NTB, dan Papua. Pada 12 September 2053 gerhana matahari hibrid dapat diamati di wilayah Sumatra. Pada 5 November 2059 gerhana matahari cincin akan melintasi wilayah Aceh dan Sumatra Utara.

Kemudian, pada 26 Februari 2063 akan terjadi gerhana matahari cincin yang melintasi wilayah Sumatra. Pada 24 Agustus 2082 akan terjadi gerhana matahari total yang melintasi Aceh dan Sumatra Utara. Pada 22 Mei 2096, gerhana matahari total yang dapat diamati di daerah Kalimantan. Sementara, pada 15 November 2096 gerhana matahari cincin melintasi wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. n antara ed: mas alamil huda

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement