REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Minyak goreng bekas atau biasa disebut jelantah ternyata masih bisa dimanfaatkan. Padahal oleh sebagian besar masyarakat minyak jelantah tersebut hanya dibuang saja.
Di Yogyakarta, minyak jelantah bekas penggorengan pedagang kaki lima (PKL) banyak yang hanya dibuang begitu saja. Hal ini menginspirasi empat mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk memanfaatkan hal tersebut.
Keempat mahasiswa ini melakukan beberapa kali penelitian terhadap minyak jelantah ini dan hasilnya minyak limbah penggorengan ini disulap menjadi zat pembersih lantai atau karbol pembersih lantai. Keempat mahasiswa ini adalah Hasan Ashari, Asri Novianti, C Nulat Panggayuh Mahardika, dan Wahana Cahya Wibawa.
Penemuan karbol milan ini berhasil masuk dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Minyak jelantah ini sifatnya non-polar sehingga kalau menjadi limbah tidak terikat di air," terang Hasan Ashari.
Karena banyaknya limbah ini di Yogyakarta, maka dirinya bersama teman-temannya mengolah limbah tersebut menjadi karbol pembersih lantai dengan merek "Karbol Milan".
Dia memilih mengolah menjadi karbol, karena produk pembersih lantai merupakan kebutuhan bagi rumah tangga dan seluruh gedung-gedung instansi, lembaga, ataupun pusat perbelanjaan.
Asri Noviantika mengatakan, Karbol Milan mempunyai kelebihan dibanding produk karbol lain yang ada karena Karbol Milan menggunakan bahan limbah minyak goreng, sehingga harganya akan lebih terjangkau.