REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah lama menggulirkan berbagai program untuk membantu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di daerah-daerah. Salah satu dari program-program tersebut adalah Iptek untuk daerah (Iptekda)
Beberapa wilayah di Jawa Tengah dan Yogyakarta telah mendapatkan program ini. Untuk mengetahui sejauh mana pengembangannya, LIPI akan melakukan kunjungan untuk meninjau atau menilik kegiatan Iptekda di kedua wilayah tersebut pada 30-31 Oktober ini.
Terdapat tiga kegiatan Iptekda yang akan dikunjungi atau ditinjau ke dua provinsi tersebut. Kegiatan Iptekda pertama yang akan dikunjungi pada Rabu (30/10) adalah 'Perbaikan Proses Produksi dan Manajemen untuk Meningkatkan Daya Saing Produk Alat Kesehatan dan Perabot Rumah Sakit' pada CV Aneka Karya Teknik di Kabupaten Boyolali Jawa.
Pelaksana Kegiatan Iptekda dari LPPM Universitas Muhammadiyah Surakarta, Totok Budi Santoso mengungkapkan bahwa pihaknya secara prinsip telah mengenalkan penggunaan peralatan yang mampu untuk menghasilkan produk alat kesehatan yang memiliki sifat fungsional untuk membantu pasien dalam proses penyembuhan penyakit sehingga dapat digunakan dengan nyaman, mudah, dan praktis.
Dalam hal ini, Totok melibatkan UMKM yakni CV Aneka Karya Teknik yang beralamat di Gawanan RT 03/RW 03 Colomadu Karanganyar Jawa Tengah. “Jangkauan pasar dari produksi CV tersebut telah digunakan di Rumah Sakit (RS) Yarsis Surakarta, RS Umi Barokah Boyolali, RS Wirosaban Yogyakarta, RSUD Sragen, dan RSUD Wonogiri,” katanya dalam rilis yang diterima ROL.
Sementara itu, Kegiatan Iptekda kedua pada Kamis (31/10) akan mengunjungi 'Penggemukan Sapi Potong Semi Intensif Menggunakan Pakan Silase Komplit dan Aditif' di Desa Bangun Jiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul Yogyakarta.
Pelaksana Kegiatan Iptekda, Hardi Julendra yang juga Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK) LIPI Yogyakarta mengungkapkan, teknologi penggemukan sapi yang dikenalkan kepada UMKM adalah imbuhan pakan lemofit sebagai peningkat rasa pakan sekaligus menjaga daya tahan tubuh ternak (diperkaya asam amino, vitamin, dan mineral). Kemudian, teknologi pengolahan pakan secara fermentasi dalam bentuk silase komplit dan jerami amoniasi. Selain itu, ada pula teknologi formulasi kotoran ternak menjadi pupuk organik.
Kegiatan Iptekda ketiga yang masih dilakukan Kamis akan melih'Usaha Peningkatan Kapasitas Produksi Gudeg dalam Kemasan Kaleng Pop Up' di Desa Gading, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta. Ir. Mukhamad Angwar, Pelaksana Kegiatan Iptekda sekaligus juga Peneliti LIPI mengatakan, kegiatan Iptekda Top Down ini telah memberikan peningkatan kapasitas produksi pengalengan makanan tradisional yaitu gudeg kaleng Bu Tjitro, mangut kaleng, sayur lombok kaleng dan tempe kari
kaleng.
“Adapun peningkatan kapasitas pengalengan dari 500 sampai 1.000 kaleng per bulan menjadi 3.000 hingga 7.000 kaleng per bulan dengan kualitas konsisten,” ujarnya.
Program Iptekda merupakan salah satu upaya untuk menjawab tantangan utama LIPI sebagai lembaga penelitian, yakni memberi solusi ilmiah yang riil bagi permasalahan-permasalahan masyarakat. Harapan ke depannya, Iptekda LIPI menjadi model dalam memperkuat kelembagaan, daya dukung Litbang Iptek dan meningkatkan kemampuan absorpsi dunia usaha, serta menumbuhkembangkan kolaborasi inovasi.