REPUBLIKA.CO.ID, WAKATOBI -- Sebanyak 450 pelajar SMP dan SMA serta 150 guru pembimbing se-Indonesia mengikuti Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Kecamatan Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, 7-14 September 2014. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan minat terhadap penelitian bagi kalangan remaja.
"Pola pengembangan minat dan pembelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dimulai dengan menanamkan budaya meneliti sedari dini sebagai bagian dari dukungan terhadap perkembangan inovasi remaja," kata Kepala LIPI, Prof. Lukman Hakim, Ahad (7/9).
PIRN merupakan kegiatan ilmiah di lapangan terbuka yang berorientasi pada penelitian yang mencakup bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Teknik (Teknik Rekayasa) bagi pelajar setingkat SMP dan SMA. Tahun ini merupakan kali ke-13 PIRN diselenggarakan sejak 2001 silam.
Untuk PIRN tahun ini, LIPI menggandeng Pemerintah Kabupaten Wakatobi. Alasan utamanya, lembaga penelitian terkemuka di Indonesia tersebut ingin menggali potensi kelautan Wakatobi melalui eksplorasi penelitian yang ditanamkan kepada para generasi muda.
Menurut Lukman, perkemahan ilmiah merupakan salah satu kegiatan yang efektif untuk membangun semangat ilmiah para remaja. "Mereka (remaja) melakukan dan mengalami sendiri semua kegiatan ilmiah tersebut dalam suasana belajar yang menyenangkan dan topik penelitian yang relevan dengan kondisi aktual di lingkungan sekitar kita," ungkapnya.
Melalui kegiatan tersebut, para remaja diberikan pembekalan tentang dasar-dasar metode penelitian, disertai dengan praktik penelitian lapangan yang dibimbing langsung oleh para peneliti LIPI. "Para siswa juga dilatih menulis laporan hasil penelitian dan mempresentasikannya secara ilmiah," tambah Lukman.
Kepala Biro Kerja Sama, Hukum dan Humas (BKHH) LIPI Nur Tri Aries. menambahkan, kegiatan PIRN juga berusaha mengarahkan dan membimbing para remaja untuk menanamkan sikap dan perilaku scientific minded, scientific curiosity, dan scientific approach. “Bimbingan yang diberikan bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian, dalam mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih saat ini budaya meneliti dikalangan remaja Indonesia bukanlah sesuatu yang aneh di telinga mereka,” jelasnya.
Nur melanjutkan, kegiatan PIRN saat ini diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan, antara lain pemberian materi metodologi penelitian dan penyusunan proposalnya, penelitian lapangan, penulisan laporan, dan presentasi laporan penelitian. Untuk PIRN Ke-14 tahun 2015 mendatang, tuan rumah penyelenggaraan direncanakan di Kota Tasikmalaya Jawa Barat.
n fernan rahadi