Jumat 15 Nov 2013 20:23 WIB

Komet Pertama Hantam Bumi 28 Juta Tahun Lalu

Komet. Ilustrasi.
Foto: Antara
Komet. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para peneliti Afrika Selatan mengatakan telah menemukan bukti konklusif tentang komet pertama yang pernah diketahui jatuh ke bumi. Mereka mengatakan penemuan yang menarik di daerah pedesaan Mesir itu bisa membantu semakin menjelaskan rahasia alam semesta.

Seperti dikutip voanews.com, Jumat (15/11), Para ilmuwan menambahkan bahwa bukti menunjukkan komet menghantam bumi sekitar 28 juta tahun lalu, di sebuah padang pasir di Mesir Barat. Mereka mengatakan partikel kecil dari batu hitam seperti kaca yang ditemukan di sana adalah serpihan komet. Para ilmuwan Afrika Selatan menunjukkan temuan mereka itu bulan lalu di Universitas Witwatersrand di Johannesburg.

David Block adalah seorang profesor di universitas itu. Dia mengatakan jatuhnya meteor dan asteroid ke bumi adalah gejala yang cukup umum. Tapi komet yang mengenai bumi, katanya, langka dan menarik.

“Karena komet adalah bola salju kotor yang tidak hanya terdiri dari batu, tetapi juga bercampur dengan es. Poinnya adalah bahwa atom-atom yang bisa memulai kehidupan seperti karbon, oksigen, nitrogen, argon, neon, kripton, datang dari luar tata surya," kata dia David Block.

Ini, kata dia, adalah butir debu kosmik yang ada sebelum terbentuknya tata surya kita kita. Jadi ini mengandung rahasia unik komposisi kimia dari awan-awan gas dan debu yang hancur untuk membentuk matahari dan planet-planet di sekelilingnya,

Beberapa ilmuwan mengatakan mungkin jatuhnya komet seperti itulah yang membunuh dinosaurus 65 juta tahun lalu. Tapi, tidak ada bukti yang kuat mengenai ini.

Marco Andreoli bekerja untuk Perusahaan Energi Nuklir Afrika Selatan. Ia mengatakan tidak ada orang yang melihat jatuhnya komet ke bumi dan hidup untuk menceritakan hal itu. Hal ini disebabkan karena komet biasanya membakar semua benda hidup yang dilaluinya hingga menjadi abu.

Namun, menurut Professor Andreoli bukti jatuhnya komet ke bumi ini jelas. "Kami sedang menyelidiki fenomena astronomi," katanya.

Sementara, Jan Kramers dari Universitas Johannesburg mengatakan komunitas ilmuwan terbagi atas temuan-temuan kelompoknya bahwa serpihan batuan itu adalah komet. Para peneliti mengatakan mereka berharap penelitian tambahan dari serpihan-serpihan komet itu akan membantu mereka mempelajari lebih banyak tentang permulaan alam semesta kita.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement