Jumat 17 Sep 2010 03:14 WIB

Sinergi Flexi-Esia Berformat Joint Venture?

Rep: agung budiono, citra listya rini/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA--Telkom Indonesia dan Bakrie Telecom, masih melakukan pembicaraan intensif mengenai rencana penggabungan Esia dengan Flexi. Patut diduga kerja sama antara dua operator ini berbentuk joint venture.

"Bentuknya sedang dicari, sepertinya hampir joint venture. Mereka (Flexi) akan masuk ke dalam persahaman Esia. Begitu juga dengan aset pindah ke situ, termasuk SDM (Sumber Daya Manusia)-nya itu nanti akan menyatu. Sehingga akan menjadi manajemen baru," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (16/9).

Dia menambahkan jika gabungan antara Flexi dan Esia terealisasi maka akan lahir kekuatan bisnis baru. Hal ini lantaran kalau digabungkan juga tidak hanya melayani fasilitas telepon dan SMS (Short Message Service) semata. Belum lagi jika jumlah pelanggan antara Flexi dan Esia yang ada digabungkan. "Gabungan dari jumlah user (Esia dan Flexi) akan menjadi satu kekuatan yang dahsyat sekali," ujar Mustafa.

Telkom memang tengah mencari partner. Dalam pandangan Mustafa, Telkom sepertinya lebih cenderung kepada Esia dibanding operator CDMA lainnya yang telah dijajaki, seperti Mobile-8. Mustafa menjelaskan hal ini karena Esia jika dilihat dari segi bonafiditas, kesehatan keuangan, kekuatan manajemen termasuk tekhnikalnya, paling dekat. "Dilihat dari persamaan frekuensi dan spektrum, dari (semua penjajakan operator CDMA) yang dianggap paling dekat yaitu Esia. Kelihatannya Telkom cenderung kepada Esia," tukas Mustafa.

Menurutnya, jajaran manajemen Telkom pada pekan ini telah menghadap ke Kementerian BUMN untuk memaparkan perkembangan sinergi bisnis antara Flexi dan Esia. Dari paparan tersebut, Mustafa melihat perkembangannya bagus dan positif. Mereka, lanjutnya, telah mengkomunikasikan kepada Kementerian BUMN.

Menyoal kepemilikan saham, Mustafa menyampaikan sampai saat ini belum diketahui komposisinya. Yang pasti, ia menuturkan nantinya kepemilikan saham ada pada tiga pihak, yaitu Telkom, Bakrie Telecom dan publik.

Mustafa membeberkan wacana gabungan Flexi dan Esia ini adalah murni aksi korporasi Telkom dan Bakrie Telecom. Jadi, ujarnya, tidak perlu ada persetujuan dari Menteri BUMN, namun hanya perlu menyamakan persepsi. Yang jelas, Mustafa menegaskan bahwa Telkom tidak akan mengeluarkan dana sepeserpun untuk aksi korporasinya ini. "Jadi tidak ada biaya yang keluar. Dipastikan tidak ada yang harus disetor oleh Telkom. Bahkan kemungkinan Telkom akan dapat dana segar, dari aset, user dan lain-lain," ujar Mustafa.

Direktur Layanan Korporat PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), Rahmat Junaidi mengakui adanya pembicaraan intensif dalam rencana kerja sama antara Telkom dan Esia. "Cuma mengenai skema kerjasamanya kami belum mengetahuinya," paparnya saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (16/9)

Dia berjanji, jika perseroan melakukan aksi korporasi yang tergolong material, pihaknya akan memberikan keterbukaan pada otoritas bursa. "Kami pasti akan mendisclose aksi korporasi itu," tukas Rahmat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement