REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Telekomunikasi Indonesia Tbk menargetkan sebanyak 40.000 mitra "cash point" untuk melayani transaksi pengiriman keuangan melalui program "Delivery Money Access" (Delima) di seluruh Indonesia.
General Manager Layanan Keuangan Telkom, Erick A Iskandar, di Lamongan, Sabtu, mengatakan pihaknya saat ini telah memiliki sekitar 20.000 mitra layanan Delima, ditambah sekitar 800 Plasa Telkom yang siap memberikan layanan tersebut.
"Respons masyarakat terhadap layanan Delima terus meningkat sejak diluncurkan awal tahun ini, sehingga kami juga makin agresif menggarapnya," katanya setelah penandatanganan kerja sama dengan Ponpes Sunan Drajad Lamongan, Jatim, untuk layanan Delima.
Delima adalah layanan pengiriman uang domestik dan internasional melalui Plasa Telkom atau tempat-tempat yang telah menjadi mitra "cash point". Pengirim hanya tinggal datang ke Plasa Telkom atau mitra Delima dengan membawa identitas diri, kemudian mencantumkan nomor telepon pengirim dan penerima yang akan digunakan transaksi.
Erick mengungkapkan transaksi pengiriman uang melalui layanan Delima berkisar 1.000 hingga 3.000 transaksi dengan nilai mencapai Rp3 miliar-Rp4 miliar setiap bulan. Menurut Erick, potensi pasar yang bisa dibidik dari layanan ini masih sangat besar, terutama masyarakat yang belum atau tidak terbiasa dengan perbankan.
"Dari total populasi masyarakat Indonesia, yang sudah familiar dengan perbankan baru sekitar 30 persen dan 70 persen sisanya masih melakukan transaksi non-bank," katanya.
Untuk mengejar tambahan mitra "cash point" Delima, lanjut Erick, pihaknya aktif menggandeng berbagai komunitas dan mitra kerja, seperti pondok pesantren, koperasi, Pegadaian, organisasi kemasyarakatan, dan toko swalayan.
"Setelah Ponpes Sunan Drajad, kami juga berencana menjalin kemitraan dengan ponpes lain, seperti Gontor (Ponorogo), Langitan (Tuban), dan Krapyak (Yogyakarta)," tambahnya.
Saat ini, Delima masih melayani transaksi pengiriman uang untuk wilayah domestik (Indonesia) dan rencananya diperluas ke sejumlah negara, terutama yang banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI), yakni Malaysia, Taiwan, Hongkong, dan Saudi Arabia.
Sementara itu, Pimpinan Ponpes Sunan Drajad Lamongan KH Abdul Ghofur berharap kerja sama dengan Telkom semakin memudahkan orang tua santri untuk mengirimkan uang kepada anaknya yang sedang menempuh pendidikan di ponpesnya.
"Selama ini masih banyak orang tua santri yang datang langsung ke ponpes untuk memberikan uang ke anaknya. Dengan layanan Delima, nantinya orang tua tidak perlu lagi jauh-jauh ke ponpes," ujarnya.
Ia mengatakan saat ini Ponpes Sunan Drajad memiliki lebih dari 9.000 santri dari berbagai daerah dan sekitar 60 persen di antaranya menetap di ponpes yang berlokasi di Kecamatan Paciran, Lamongan itu.
"Perputaran uang di ponpes ini sangat besar setiap bulannya, jumlahnya miliaran dan itu membutuhkan penanganan yang lebih mudah serta sederhana," tambah KH Ghofur.