Jumat 17 Jun 2011 10:28 WIB
Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Rendahnya aktivitas ritual agama oleh pemuda Muslim merupakan tanda peringatan bagi semua pihak, utamanya para orang tua. Demikian komentar Menteri Agama, Suryadharma Ali terhadap hasil survei yang dipublikasikan Lembaga Survei Indonesia, Rabu (15/6).
Sebelumnya hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) bersama Goethe Institut menyimpulkan praktik ritual para pemuda Muslim tidak sekokoh identitas pribadi, social, dan keluarga yang menjalaninya.
Menag menegaskan fakta itu menjadi peluang sekaligus tantangan bagi keluarga. Sebagai institusi pendidikan utama, keluarga dituntut meningkatkan pendidikan sejak dini dan berkesinambungan. Pemerintah melihat lemahnya praktik itu akibat lunturnya fenomena belajar agama dalam keluarga. Tradisi maghrib mengaji salah satunya.
Karena itu, pemerintah berharap peluncuran gerakan maghrib mengaji setidaknya mengembalikan fungsi keluarga tersebut. Terutama sebagai instusi pendidikan utama bagi anak-anak. Melalu gerakan ini pulalah maka terjadi transformasi pendidikan dari orangtua ke anaka. Transformasi itu akan bersifat dinamis karena berlangsung konsisten dan berkelanjutan. ( Klik Video )
Photo Stock by Google