Ahad 03 Jun 2012 20:33 WIB

Pasca-Pertempuran di Tripoli, Lebanon Kirim Tentara

Red: Djibril Muhammad
 Warga Libya mengacungkan tanda
Foto: Francois Mori/AP
Warga Libya mengacungkan tanda "victory" sambil memegang tasbih di Benghazi,Libya.

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI, LEBANON - Pasukan Lebanon digelar di kota Tripoli Ahad (3/6) pagi setelah bentrokan seru antara para pendukung dan penentang Presiden Suriah Bashar al-Assad yang menewaskan 13 orang, kata sumber medis dan keamanan.

Penduduk kota utara Lebanon itu mengatakan situasi kembali relatif tenang sejak tentara dikerahkan sekitar pukul 07.00 waktu setempat (11.00WIB), setelah pria-pria bersenjata terlibat baku tembak senapan-senapan mesin berat dan granat berpeluncur roket.

Perdana Menteri Najib Mikati dan para politisi Tirpoli lainnya menginstruksikan pasukan keamanan Sabtu untuk menggunakan 'tangan besi' menghentika aksi kekerasan terburuk yang melanda Tripoli sejak awal pemberontakan terhadap Bashar di Suriah.

Tetapi para pemerotes dari kelompok Sunni yang menentang Bashar menjadikan penduduk Tripoli terpecah belah, di mana kelompok kecil masyarakat Alawi -- dari akar yang sama Syiah dengan Bashar -- sering terlibat bentrok dengan Sunni yang mendukung pemberontak di Suriah.

Bentrokan terbaru dimulai setelah Jumat tengah malam dan berlanjut sepanjang Sabtu sampai tentara digelar. Pria-pria bersenjata dari distrik Jebel Mohsen, tempat tinggal warga Alawi Tripoli, terlibat bentrokan senjata dengan petempur Sunni dalam beberapa pekan belaangan ini di d erah Bab al-Tabaneh.

Jumlah korban Sabtu adalah yang terbanyak dalam satu hari di Tripoli, yang meningkatkan kehawatiran bahwa kerusuhaan di Suriah merembet masuk ke tetangganya yang lebih kecil.

Kantor berita Nasional Lebanon mengatakan ada suara tembakan terdengar selama lima menit melintas ke dua daerah itu, dan para penembak gelap mentargetkan warga sipil".

Penduduk mengatakan mereka yang tewas itu termasuk warga sipil yang terperangkap baku tembak dan seorang tentara Lebanon termasuk di antara mereka yang cedera.

Suriah menggelar banyak tentara di Lebanon dalam perang saudara tahun 1975-1990 dan menguasai tetangganya itu lebih dari satu dasa warsa setelah itu. Suriah tetap memiliki pengaruh penting atas para aparat intelijen dan militer Lebanon, kendatipun telah menarik mundur pasukannya tahun 2005.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement