REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maskapai Garuda Indonesia belum mengantongi izin dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan terkait pengoperasian Bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten.

Direktur Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengatakan pihak Garuda belum menyerahkan proposal untuk mendapatkan izin pengoperasian bandara tersebut.

"Belum ada proposal, kita belum menerima proposalnya," katanya di Jakarta, Jumat (4/12).

Novie mengatakan setiap maskapai yang akan beroperasi di bandara tersebut harus mengajukan proposal dan akan dikaji terkait sejumlah aspek, baik operasional maupun keselamatan (safety).

"Jadi mereka harus ajukan proposal ke kita, dengan kajiannya sama seperti yang kemarin, nanti akan dilihat sepanjang bisa meyakinkan ke kita 'safety-nya', dapat ya kita rilis (berikan izin) kalau tidak, tidak akan kita rilis," katanya.

Dia menekankan sepanjang aspek keselamatan tidak dipenuhi, izin pengoperasian tersebut tidak akan diberikan. "Kita hitungannya jelas ada parameter. Nomor satu itu safety, kalau safety-nya nggak dapat, kita nggak akan kasih," katanya.

Novie mengatakan selama ini Bandara Pondok Cabe digunakan untuk penerbangan tak berjadwal oleh kepolisian atau sekadar hobi serta pesawat yang digunakan pun pesawat kecil sekelas ATR 72-600.

Sebelumnya, PT Garuda Indonesia Tbk telah menjalin kerja sama dengan PT Pertamina (Persero) untuk pengoperasian Bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten.

Vice President Corporate Communications Benny S Butarbutar mengatakan target pengoperasian bandara tersebut, Maret 2016. Rencananya, bandara tersebut untuk melayani delapan rute, meliputi ke Lubuk Linggau, Samarinda, Pangkalan Bun, Semarang, palembang, Tanjung Karang, Ketapang, Yogyakarta, Cilacap, dan Cepu.

Bandara Pondok Cabe memiliki panjang landasan pacu 1.984 meter dengan lebar 45 meter yang saat ini tengah dilakukan pelapisan landasan pacu (overlay) oleh Pertamina.