Kamis 21 Jan 2016 19:48 WIB

Bongkar Reaktor Nuklir, Jepang akan Gunakan Robot Bertangan Tiga

Red: Ani Nursalikah
Robot ber-remote control ini memiliki 2 tangan untuk mengambil dan memotong puing serta tangan ketiga untuk mengangkat sisa tabung bahan bakar.
Foto: abc
Robot ber-remote control ini memiliki 2 tangan untuk mengambil dan memotong puing serta tangan ketiga untuk mengangkat sisa tabung bahan bakar.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perusahaan asal Jepang, Toshiba meluncurkan robot dengan pengendali jarak jauh untuk melepas tabung bahan bakar dari bangunan reaktor 3 yang penuh radiasi di pabrik nuklir Fukushima Daiichi, Jepang.

Menurut harian Japan Times, robot ini dijadwalkan memulai penggalian 566 tabung bahan bakar pada tahun keuangan 2017. Toshiba membangun reaktor 3, yang masih begitu radioaktif ketika dikunjungi pada Februari 2015. Bangunan ini benar-benar tak boleh dikunjungi karena masuk ke area ini berarti kematian yang instan.

Pada saat itu, Kenichiro Matsui dari Perusahaan Tokyo Electric Power (TEPCO) mengatakan perusahaannya tak mengetahui situasi yang tepat secara detail.

"Kami perlu mengembangkan teknologi robot dengan bantuan dari seluruh dunia untuk mengetahui situasi nyata," ujar Kenichiro.

Reaktor 1, 2 dan 3 dikendalikan dengan memompa air untuk mendinginkan mereka dan mencegah krisis nuklir lebih lanjut, yang mengakibatkan 500 ribuliter air radioaktif diambil dan disimpan setiap hari. Air radioaktif telah bocor ke laut di lepas pantai Fukushima pada beberapa kesempatan.

Reaktor 4, yang tak beroperasi ketika gempa pemicu tsunami melanda di Maret 2011, telah dibersihkan dari 1535 sisa tabung bahan bakar pada Desember 2014.

Rendahnya tingkat radiasi membuat para pekerja berdiri di kolam reaktor 4 untuk memantau pelepasan tabung bahan bakar, tapi hal itu tak mungkin terjadi di reaktor 3, yang rusak oleh ledakan hidrogen dan mengalami kehancuran.

"Pelepasan tabung bahan bakar di reaktor 3 akan lebih sulit karena harus dilakukan sepenuhnya dari jarak jauh," kata pejabat TEPCO, Isao Shirai.

Robot Toshiba ini memiliki beberapa kamera yang memungkinkan pekerja melihat dari berbagai sudut, dua tangan yang bisa mengambil dan memotong puing, dan tangan ketiga yang dirancang untuk mengambil tabung bahan bakar.

TEPCO mengatakan, pihaknya berharap menurunkan tingkat radiasi ke level 1 millisievert per jam, yang masih terlalu tinggi untuk pekerjaan jangka panjang di lokasi.

Menurut Badan Perlindungan Radiasi dan Keselamatan Nuklir, warga Australia terpapar radiasi rata-rata sebesar 1,5 millisievert per tahun, lebih dari setengahnya berasal dari sinar-X medis. Jepang menutup semua reaktor nuklir pada 2013, namun mulai mengaktifkan mereka kembali secara online pada Agustus 2015.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement