Jumat 08 Dec 2023 09:47 WIB

Cina Mulai Reaktor Nuklir Generasi Keempat Pertama di Dunia, Berbahayakah?

Cina beralih ke tenaga nuklir untuk mencoba memenuhi target emisi karbon.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Cina telah memulai operasi komersial pada reaktor nuklir generasi baru yang merupakan yang pertama di dunia./ ilustrasi
Cina telah memulai operasi komersial pada reaktor nuklir generasi baru yang merupakan yang pertama di dunia./ ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Cina telah memulai operasi komersial pada reaktor nuklir generasi baru yang merupakan yang pertama di dunia. Hal tersebut dikatakan media pemerintahan pada Rabu (6/11/2023). 

Dibandingkan dengan reaktor-reaktor sebelumnya, pembangkit listrik generasi keempat Shidaowan di Provinsi Shandong utara Cina dirancang menggunakan bahan bakar secara lebih efisien dan meningkatkan dampak ekonomi, keselamatan, dan lingkungan seiring Negeri Tirai Bambu ini beralih ke tenaga nuklir untuk mencoba memenuhi target emisi karbon. 

Baca Juga

Dilansir Japan Today, Jumat (8/12/2023), kantor berita Xinhua juga mengatakan pembangkit listrik reaktor berpendingin gas (HTGCR) suhu tinggi berkekuatan 200 megawatt (MW) yang dikembangkan bersama oleh perusahaan utilitas milik negara Huaneng, Universitas Tsinghua dan China National Nuclear Corporation, menggunakan desain modular. 

Pembangkit listrik modular mengacu pada pembangkit listrik berkapasitas kurang dari 300MW yang dapat dibangun di luar lokasi. Para pendukungnya mengatakan bahwa proyek ini dapat beroperasi di lokasi terpencil dan memberikan listrik pada sektor industri berat yang biasanya sulit untuk dihilangkan, namun para pengkritiknya mengatakan bahwa hal tersebut terlalu mahal. 

NuScale Power, yang sebelumnya diharapkan menjadi perusahaan Amerika Serikat (AS) pertama yang memiliki izin untuk membangun reaktor modular kecil, mengatakan pada bulan ini pihaknya menghentikan proyek 462MW yang direncanakan di Utah karena kenaikan biaya. 

Cina memiliki target untuk menghasilkan 10 persen listrik dari nuklir pada tahun 2035 dan 18 persen pada tahun 2060. Tetapi hingga September tahun ini, Cina belum mencapai target pada tahun 2020 untuk memasang kapasitas nuklir sebesar 58 gigawatt. 

Cina juga belum menandatangani janji 20 negara pada konferensi iklim COP28 yang diadakan di Dubai untuk melipatgandakan kapasitas pembangkit listrik tenaga nuklir pada tahun 2050. Hingga kini belum terungkap kemungkinan ancaman dari reaktor nuklir baru ini untuk kelangsungan Bumi tercinta.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement