REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) terus melakukan upayanya dalam mengembangkan produktivitas pertanian. Termasuk juga inovasi dari pendekatan agronomi yang bisa mengembangkan pertanian Indonesia.
“Peragi akan melakukan konsolidasi terlebih dahulu. Kami juga akan membumikan inovasi supaya bisa diaplikasikan oleh petani dan menyejahterakan petani,” kata Ketua Peragi Muhamad Syakir, Ahad (1/5).
Selain itu, Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi Teknologi Kementerian Pertanian Mukti Sardjono menyatakan Kementerian Pertanian (Kementan) sepakat penyediaan benih bermutu penting untuk pertanian Indonesia. “Benih dari varietas unggul bermutu yang sesuai dengan prefelensi konsumen,” tutur Mukti.
Menurut dia, ketersediaan benih bermutu dengan jumlah yang cukup dan tepat waktu memegang peranan penting untuk petani dan produktivitasnya. Dia menjelaskan, benih bermutu harus ada sebelum melakukan kegiatan usaha di bidang pertanian. Terlebih lagi, kata dia, jika para petani akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Hal tersebut dikarenakan sudah terbukti peningkatan produksi padi di Indonesia sejalan dengan perkembangan penggunaan benih bermutu oleh petani. “Produktivitas padi sejak 1975 sampai 2015 meningkat terus sejalan dengan penggunaan benih bermutu,” ungkap Mukti.
Pada 1975, Mukti mengatakan, penggunaan benih bermutu secara nasional di bawah 10 ribu ton. Sementara, produksi padi nasional pada tahun tersebut di bawah 30 juta ton. Sekarang penggunaan benih bermutu meningkat lebih dari seratus ribu ton dan produksinya mencapai 70 ton per tahun.
MUkti menyayangkan penggunaan benih bermutu oleh petani baru sekitar 50 persen. “Hal itu disebabkan petani belum tahu urgensi benih bermutu dalam produksi tanaman,” tutur Mukti.
Untuk meringankan beban bagi petani dalam membeli benih varietas unggul bermutu, pemerintah melaksanakan kegiatan bantuan benih unggul dan subsidi penuh. Dengan begitu, lajut Mukti, maka bisa meningkatkan penggunaan benih bermutu oleh petani.
